Orang tua dan guru diminta cegah anak terlibat aksi demonstrasi

3 weeks ago 4

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak mengimbau orang tua dan guru untuk berperan aktif mencegah anak-anak terlibat dalam aksi demonstrasi.

"Anak-anak berhak bersuara, tetapi aspirasi itu harus diarahkan melalui jalur yang tepat, aman, dan ramah anak. Karena itu, peran orang tua dan guru sangat penting untuk memberikan edukasi, pendampingan, serta mengingatkan bahwa mengikuti demonstrasi belum sesuai dengan usia mereka dan berisiko terhadap keselamatannya," kata Menteri PPPA Arifah Fauzi di Jakarta, Jumat.

Ia mengatakan hak anak untuk menyatakan pendapat dijamin Konvensi Hak Anak dan Undang-Undang Perlindungan Anak.

Namun demikian, pelaksanaan hak tersebut harus difasilitasi melalui wadah yang ramah anak, seperti Forum Anak atau organisasi sekolah.

Baca juga: KPAI minta anak di bawah umur tak dilibatkan dalam aksi politik

Ruang-ruang dialog ini dinilai lebih sesuai dengan perkembangan usia anak serta aman untuk menyalurkan aspirasi mereka secara damai.

Berdasarkan data Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak, dan Pengendalian Penduduk (Dinas PPAPP) DKI Jakarta, anak terlibat demonstrasi yang diamankan di Jakarta, Senin (25/8), berjumlah 91 anak.

Angka ini berbeda dari informasi awal di media yang menyebutkan 196 anak.

"Dari total 91 anak, sebanyak 47 anak berasal dari DKI Jakarta, 19 dari luar DKI, dan 25 lainnya belum teridentifikasi. Mereka bukan hanya dari Jakarta, tetapi juga dari Kota Bogor, Kabupaten Tangerang, Kota Bekasi, dan Kabupaten Bekasi. Seluruhnya telah didata, diperiksa, dan dipulangkan kepada keluarga masing-masing," ujar Menteri Arifatul Choiri Fauzi.

Baca juga: KemenPPPA pastikan pemulihan 91 anak yang diamankan dalam demo di DPR

Baca juga: Polda Metro pastikan anak terlibat aksi massa peroleh pendampingan

Baca juga: KPAI minta anak dipisahkan dari massa aksi dengan cara humanis

Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |