Jakarta (ANTARA) - Di tengah tantangan perekonomian saat ini, optimisme masa depan industri kreatif Indonesia mengemuka dalam paparan strategis yang disampaikan pakar industri konten kreatif Indonesia Otis Hahijary.
Hal tersebut disampaikan dalam Diskusi Media Industri Kreatif yang mengusung tema besar, "Local IP, Global Impact" di bilangan Menteng, Jakarta, Kamis. Otis membeberkan bahwa arah baru ekosistem hiburan Indonesia, dalam hal ini industri kreatif, memiliki peluang besar berkembang menuju panggung internasional, dengan IP (Intellectual Property) anak bangsa yang menjadi jantungnya.
Dalam presentasinya, Otis Hahijary memaparkan langkah konkret membawa semesta IP lokal, seperti Gundala, Sri Asih, dan Virgo menuju level global melalui lisensi karakter, kolaborasi internasional, dan penetrasi multiplatform.
“Indonesia tidak kekurangan cerita, tidak kekurangan talenta. Yang kita butuhkan adalah ekosistem dan keberanian untuk melompat,” ujar Otis Hahijary (Strategic Partner & Chief of Commercial Officer PT Bumilangit Entertainment Corpora).
Bumilangit Entertainment Corpora yang selama ini dikenal sebagai rumah dari karakter superhero lokal, seperti Gundala, Sri Asih, dan Virgo, bisa menjadi contoh yang memiliki potensi go international. Rumah produksi tersebut terbilang cukup berhasil mengusung pendekatan multiplatform guna menjangkau pasar yang luas. Otis menegaskan, konsistensi distribusi konten di berbagai platform menjadi kunci dalam membangun keterikatan emosional dengan audiens.
Sejak tahun 2020 hingga 2024, IP Jagat Sinema Bumilangit telah berhasil menjangkau lebih dari 15 juta penonton di layar kaca, termasuk melalui penayangan di televisi maupun platform OTT, seperti Netflix dan Disney+. Film Gundala (2019) mencatat 1,7 juta penonton bioskop dan menjadi pemantik lahirnya “ikon hero” sinematik lokal. Data tahun 2024 juga mencatatkan rekor baru di mana sebanyak 80,21 juta penonton Indonesia memilih menonton film lokal di bioskop. Hal ini mencerminkan dominasi IP dalam negeri yang mencapai 65 persen pangsa pasar.
Potensi tersebut juga berhasil menarik minat industri kreatif internasional. Salah satu langkah monumental yang menarik adalah kolaborasi Jagat Sinema Bumilangit dengan HB Entertainment (Korea Selatan) dan Teddy Park dari YG Entertainment. Karakter Virgo and The Sparkling rencananya akan diadaptasi menjadi serial K-Drama internasional, dengan proses produksi dimulai tahun 2025.
“Virgo adalah karakter remaja perempuan dengan kekuatan, semangat, dan suara. Ia adalah representasi dari generasi baru Indonesia, dan kini akan menyapa dunia,” kata Otis.
Ia juga menyebut bahwa proyek ini akan melibatkan pencarian bakat global melalui platform TikTok di tujuh negara.
“Yang kita harus jaga adalah simbiosis mutualisme. Kita harus pastikan bahwa brand local kita mendapatkan impact, dan karakter Indonesia kita tetap terjaga nilainya,” jelas Otis.
Tak hanya itu, Bumilangit Entertainment Corpora kini juga aktif mengembangkan karakter ikon-nya, seperti Si Bulan dan Gundala & Friends, ke dalam ranah edukasi, merchandise, animasi, hingga game. Karakter “Si Bulan” bahkan telah mencetak lebih dari 510 juta views organik di YouTube dalam 12 bulan terakhir, menunjukkan potensi monetisasi yang masif di ranah digital dan keluarga.
Otis mengajak seluruh pelaku industri dan kreator muda untuk melihat IP sebagai aset ekonomi dan kultural masa depan. Menurutnya, IP bukan sekadar karakter, tapi identitas, daya saing, dan ekonomi kreatif yang berkelanjutan.
Otis juga menyampaikan pandangan Bumilangit terhadap penggunaan teknologi Artificial Intelligence (AI) dalam industri kreatif.
“AI bisa menjadi alat bantu produktivitas, tapi yang tak bisa digantikan adalah rasa, konteks budaya, dan jiwa dari sebuah karakter lokal. AI hanya memperkuat, bukan menggantikan,” tegasnya.
Terakhir, Otis menyampaikan pesan inspiratifnya untuk para kreator muda Indonesia.
“Jangan tunggu sempurna untuk mulai membangun IP. Dunia sedang menunggu karakter-karakter dari Indonesia,” pungkasnya.
Bumilangit juga membuka peluang luas kolaborasi dengan brand melalui co-branding, event, campaign, hingga lisensi karakter. Kolaborasi strategis seperti dengan PUBG Mobile dan brand FMCG lokal menjadi bukti bahwa IP lokal kini bisa bersaing dan berkolaborasi di level komersial yang tinggi.
Dr. Otis Hahijary PhD merupakan salah satu praktisi papan atas di industri kreatif Indonesia, dengan latar belakang kuat di bidang ritel dan manajemen bisnis skala besar. Setelah bertahun-tahun berkembang di industri kreatif penyiaran nasional, kini Otis memiliki peran strategis barunya dalam pengembangan industri kreatif dan intellectual property (IP) lokal Indonesia berkembang bukan hanya di panggung nasional, tapi juga global, dengan pendekatan multiplatform dan visi internasional.
Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.