Kamboja dan Thailand tarik senjata berat usai pakta damai Kuala Lumpur

2 hours ago 3

Istanbul (ANTARA) - Kamboja pada Sabtu (8/11) menyatakan bahwa pasukannya mulai menarik senjata berat dari wilayah perbatasan dengan Thailand, menyusul penandatanganan pakta perdamaian antara Phnom Penh dan Bangkok setelah konflik perbatasan yang mematikan.

Dalam pernyataan resmi, Kementerian Pertahanan Kamboja menyebut bahwa kedua negara “melanjutkan pelaksanaan tahap kedua dari Fase 1 penarikan senjata dan peralatan berat serta peralatan destruktif” dari wilayah perbatasan.

“Penarikan senjata dan peralatan berat ini menunjukkan komitmen Kamboja dan Thailand untuk menghormati serta melaksanakan Deklarasi Bersama Kuala Lumpur yang ditandatangani pada 26 Oktober,” demikian pernyataan tersebut.

Phnom Penh juga menyampaikan harapannya agar kedua belah pihak terus melaksanakan deklarasi itu secara penuh dan efektif “dengan tulus, niat baik, dan transparansi,” serta menyerukan “pemulihan normalisasi yang cepat” dalam hubungan bilateral.

Secara terpisah, Kementerian Luar Negeri Thailand dalam pernyataan pada Jumat (7/11) mengatakan bahwa kedua negara telah sepakat untuk bekerja sama membangun pagar keamanan sepanjang delapan kilometer di sepanjang garis perbatasan.

Sebelumnya pada akhir bulan lalu, Kamboja dan Thailand telah membahas pelaksanaan tahap pertama pemindahan senjata berat dari wilayah perbatasan mereka.

Pada 26 Oktober, kedua negara menandatangani perjanjian damai di Kuala Lumpur di hadapan Presiden AS Donald Trump dan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim.

Kamboja dan Thailand sebelumnya menyetujui gencatan senjata tanpa syarat pada 28 Juli dalam pertemuan trilateral yang diselenggarakan oleh Anwar setelah berminggu-minggu ketegangan dan bentrokan bersenjata.

Sumber: Anadolu

Baca juga: Thailand-Kamboja akhiri konflik di KTT ASEAN, Trump turut jadi saksi

Penerjemah: Yoanita Hastryka Djohan
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |