Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin menekankan peran Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dengan mengatakan bahwa jika tidak ada presiden keempat itu, demokrasi di Indonesia tidak akan kuat.
Cak Imin menyampaikan pernyataan itu saat penutupan Musabaqoh Qiraatil Kutub Nasional (MQKN) 2025 di Kantor DPP PKB, Jakarta, Minggu.
“Subkultur pesantren telah memberi makna dan warna. Demokrasi, kalau tidak ada Gus Dur, tidak kuat di tanah air. Demokrasi tidak akan bisa dimaknai sebagai jalan kemajuan, kalau tidak ada rujukan khazanah ilmu-ilmu pesantren,” kata dia.
Dalam pidatonya, Cak Imin menyampaikan kontribusi pesantren dalam pembangunan bangsa. Ia lantas menyoroti peran Gus Dur, mantan presiden yang berasal dari keluarga pesantren dan dikenal dengan konsistensinya menghargai keberagaman.
Dia mengatakan bahwa berdasarkan sejarah, pesantren bukanlah lembaga pendidikan semata, melainkan juga institusi yang menjaga semangat ilmu, pengabdian, dan diikuti dengan kesungguhan menjadi bagian dari pengawal rekayasa sosial.
“Rekayasa sosial menunjukkan bahwa pesantren memiliki peran yang tidak kecil, amat sangat besar bagi membangun kultur dan budaya,” ujar Cak Imin.
Ia meyakini pesantren telah memberi makna dan warna, termasuk bagi perkembangan demokrasi. Menurut dia, tanpa rujukan ilmu pesantren, demokrasi tidak akan bisa dimaknai sebagai jalan kemajuan.
Lebih lanjut Cak Imin menyoroti kualitas prosedur demokrasi dewasa ini. Ia pun meminta para santri sebagai calon ulama masa depan untuk menjaga agar demokrasi senantiasa membawa manfaat alih-alih mudarat.
Baca juga: Kader PKB Gubernur Riau kena OTT KPK, Cak Imin: Jadi pembelajaran
Baca juga: FPTP gelar semifinal dan final MQKN 2025 hidupkan tradisi pesantren
Baca juga: Fraksi PKB dukung komitmen Presiden implementasikan Pasal 33 UUD 45
Pewarta: Fath Putra Mulya
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































