Mataram (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) sedang menyiapkan rencana kontingensi berbagai menghadapi situasi darurat akibat bencana alam dan kecelakaan turis saat melakukan kunjungan wisata ke wilayah Nusa Tenggara Barat.
Gubernur Nusa Tenggara Barat Lalu Muhamad Iqbal mengatakan tidak ada bencana alam yang betul-betul baru karena semua bencana sudah terekam mulai dari gempa, angin, dan banjir.
"Kami harus punya rencana kontingensi untuk setiap skenario bencana yang mungkin terjadi, termasuk bencana di Gunung Rinjani. Kalau ada orang mengalami kecelakaan, kami tahu how to rescue," ujarnya dalam forum penjaringan masukan untuk merumuskan kebijakan pengelolaan Gunung Rinjani berstandar global di Kantor Bappeda NTB, Mataram, Nusa Tenggara Barat, Selasa.
Iqbal menuturkan perumusan rencana kontingensi berkaca dari bencana gempa bumi yang mengguncang Pulau Lombok pada 2018 dan kecelakaan fatal beberapa turis asing saat mendaki Gunung Rinjani pada pertengahan tahun 2025.
Menurutnya, Nusa Tenggara Barat adalah daerah yang rajin mengundang orang-orang datang berkunjung, namun tidak pernah tahu apa yang harus dilakukan ketika terjadi bencana.
"Saya cek, kita tidak punya sama sekali rencana kontingensi untuk setiap skenario bencana yang terjadi," kata Iqbal.
Lebih lanjut dia menyampaikan jika Nusa Tenggara Barat rajin kedatangan orang dari berbagai daerah dan negara, maka tanggungjawab paling besar adalah memastikan penduduk lokal dan warga pendatang selamat saat terjadi bencana maupun kecelakaan.
Dokumen rencana kontingensi merupakan rencana yang dibuat untuk mengantisipasi dan merespons kejadian tidak terduga atau risiko yang mungkin terjadi, terutama dalam konteks bencana atau keadaan darurat.
Rencana kontingensi berisi langkah-langkah yang harus diambil oleh berbagai pihak untuk mengurangi dampak dari kejadian darurat. Penyusunan rencana kontingensi harus melibatkan berbagai lembaga dan pelaku penanggulangan bencana mulai dari aspek pemerintah maupun non-pemerintah.
"Kami harus membuat rencana kontingensi bukan hanya di Gunung Rinjani. Kami harus membuat rencana kontingensi di Mandalika, kami harus membuat di Sembalun, dan kami harus membuat di Senggigi... memetakan apa saja potensi bencana dan apa yang harus dilakukan saat situasi darurat terjadi," pungkas Iqbal.
Sepanjang 2024, Dinas Pariwisata NTB menyebut jumlah kunjungan wisatawan ke Nusa Tenggara Barat mencapai 3,65 juta orang dengan rincian 3,22 juta wisatawan domestik dan 431.532 wisatawan mancanegara.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, rata-rata lama menginap wisatawan di hotel berbintang maupun non bintang yang berada di Nusa Tenggara Barat masih di bawah dua hari.
Baca juga: investor kereta gantung Gunung Rinjani tunggu kajian amdal
Baca juga: NTB kembangkan 10 kawasan pariwisata terintegrasi
Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Evi Ratnawati
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.