MUI sebut imunisasi bentuk ikhtiar selaras dengan ajaran Islam

3 hours ago 5
Jadi di dalam sabda juga, Nabi (Muhammad SAW) mengatakan bahwa generasi yang kuat itu akan lebih baik daripada generasi yang lemah

Jakarta (ANTARA) - Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengatakan imunisasi merupakan ikhtiar atau usaha yang sesuai dalam ajaran Islam agar dapat menciptakan generasi yang kuat guna menyambut Indonesia Emas 2045.

Anggota Komisi Fatwa MUI Pusat Nurul Irfan mengatakan dalam Acara Puncak Pekan Imunisasi Dunia 2025 yang disiarkan secara daring di Jakarta, Rabu, mengatakan Al Quran dalam surat An Nisa ayat 9 menyebutkan seseorang harus takut pada Tuhan sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah.

"Jadi di dalam sabda juga, Nabi (Muhammad SAW) mengatakan bahwa generasi yang kuat itu akan lebih baik daripada generasi yang lemah. Nah ini lemah ini, termasuk lemah kesehatan. Supaya tetap sehat, maka kemudian MUI dalam hal ini, menurut perspektif agama, bahwa imunisasi selaras dengan ajaran agama. Karena kita dianjurkan betul untuk menciptakan generasi yang berkualitas," ujar Irfan.

Bahkan, katanya, MUI mengeluarkan fatwa khusus yakni Nomor 4 tahun 2016 tentang Imunisasi, yang menjelaskan bahwa imunisasi bersifat mubah atau boleh, guna mewujudkan imunitas dan mencegah terjadinya suatu penyakit.

Baca juga: IDAI: Imunisasi penting guna cegah komplikasi penyakit lain

"Lalu vaksin untuk imunitas wajib menggunakan vaksin yang halal dan suci. Itu seandainya ada vaksin yang tidak masuk kategori halal dan suci, itu sebetulnya hukumnya haram. Tetapi hukum haram itu kemudian menjadi boleh, ketika dalam kondisi darurat," ucapnya.

Dia mencontohkan vaksin dengan kandungan yang haram dapat dipakai apabila belum ada vaksin pengganti yang halal, untuk mencegah suatu penyakit tertentu yang tidak dapat ditanggulangi.

Poin tersebut juga termasuk apabila para ahli menyatakan bahwa suatu vaksin tidak bisa dibuat versi halalnya, kata Irfan, sehingga yang haram boleh digunakan dalam keadaan terpaksa.

Dalam kesempatan yang sama Ketua Satuan Tugas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Hartono Gurnadi mengatakan untuk menciptakan generasi kuat, formulanya adalah tiga A dan satu I.

Baca juga: Kemenkes kejar pelengkapan imunisasi guna tangani angka zero dose naik

A yang pertama, katanya, adalah asuh, dimana anak diberikan nutrisi yang baik, istirahat yang cukup, dan pengobatan apabila sakit. Kemudian A kedua adalah asih, yakni memberikan perhatian pada aspek emosional anak. Hartono menambahkan A yang ketiga adalah asah atau stimulasi.

Kemudian I, yakni imunisasi guna melindungi mereka dari penyakit berbahaya.

"Kalau dilihat dari data kesehatan di Kabupaten Lebak, tahun 2024 ada sekitar 9.500 kejadian diare pada anak. Ada sekitar 2.800 kasus pneumonia pada anak. Ada sekitar 6.000 kasus TBC pada semua golongan umur, dan 900 diantaranya adalah TBC anak. Semuanya itu bisa dicegah dengan imunisasi," ujarnya.

"Selain itu dengan melakukan imunisasi pada anak, itu akan melindungi kelompok usia yang rentan. Seperti ayah, kakeknya, sehingga penularan penyakit itu bisa diperkecil," kata Hartono.

Baca juga: IDAI: Sinergikan ilmu dan iman guna lindungi anak dengan imunisasi

Pewarta: Mecca Yumna Ning Prisie
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |