Jakarta (ANTARA) - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan kebijakan tarif resiprokal Amerika (AS) dapat berdampak langsung terhadap harga berbagai produk mainan, termasuk Barbie dan Hot Wheels yang selama ini impor dari Indonesia.
Ia menuturkan boneka Barbie merupakan salah satu produk ekspor unggulan Indonesia ke AS. Hal ini menjadi salah satu topik pembahasan saat dirinya berdiskusi dengan Menteri Keuangan AS Scott Bessent dalam lawatannya ke Washington, D.C.
“Barbie, boneka itu majority bikinan dari kita. Jadi waktu pertemuan dengan US Treasury, muncul percakapan mengenai Barbie karena Amerika impor Barbie paling besar dan produsen terbesar memang dari Indonesia,” ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTa di Jakarta, Rabu.
Menurut Sri Mulyani, mainan lainnya yang juga berpotensi terdampak adalah Hot Wheels, salah satu jenama miniatur mobil.
Baca juga: Sri Mulyani lapor pendapatan negara bertambah Rp200 triliun pada Maret
Ia menilai, pemberlakuan tarif yang tinggi dari AS berpotensi menaikkan harga-harga mainan tersebut di pasar global, termasuk di AS sendiri, yang merupakan konsumen utama produk-produk tersebut.
“(Mainan) ini penting karena nanti mereka akan (merayakan) Christmas, Black Friday dan setiap nenek-nenek akan membeli hadiah untuk cucunya, ditaruh di pohon natalnya . Nah dengan adanya retaliasi (tarif) ini akan sangat memengaruhi harga-harga mainan,” tuturnya.
Sebagai informasi, pabrik boneka Barbie terbesar di dunia saat ini berada di Cikarang, Jawa Barat, di bawah naungan PT Mattel Indonesia (PTMI).
Pabrik tersebut mencetak lebih dari 85 juta boneka dan aksesoris Barbie pada 2021. Selain itu, PTMI juga memproduksi Hot Wheels, meskipun produksi utamanya berada di Malaysia.
Baca juga: Sri Mulyani: Pelemahan rupiah tak cerminkan fundamental ekonomi RI
Lebih lanjut, Bendahara Negara itu juga menekankan pentingnya menjaga daya saing industri manufaktur Indonesia, khususnya sektor ekspor padat karya seperti mainan anak, pakaian jadi, dan alas kaki.
Ia mencontohkan produk-produk seperti jenama sepatu Converse, Adidas, dan Nike turut diproduksi di Indonesia. Maka dari itu, apabila terdapat perubahan dalam rantai pasok akan memengaruhi lapangan kerja di Indonesia.
“Kita juga perlu untuk menjaga agar produksi eksportir kita yang kompetitif dan baik, termasuk sebetulnya dalam hal ini adalah pakaian jadi dan sepatu,” jelasnya.
Kebijakan tarif resiprokal ini, tambah dia, tidak hanya memengaruhi barang-barang konsumsi, tetapi juga berdampak langsung terhadap masyarakat luas di negara tujuan ekspor.
Pewarta: Bayu Saputra
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2025