Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat menegaskan diperlukan kolaborasi untuk mengatasi lima faktor pemicu kekerasan terhadap perempuan dan anak yaitu ekonomi, pola asuh keluarga, penggunaan gadget, lingkungan, dan pernikahan anak usia dini.
"Karena itu dibutuhkan sejumlah upaya mengajak pihak-pihak terkait untuk berkolaborasi mengatasi sejumlah faktor pemicu kekerasan terhadap perempuan dan anak," kata Lestari dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.
Lima faktor teratas pemicu kekerasan terhadap perempuan dan anak itu merupakan hasil analisa Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA).
Menurut Anggota Komisi X DPR RI, faktor-faktor pemicu kekerasan terhadap perempuan dan anak itu harus segera diatasi dengan langkah-langkah yang terukur.
Baca juga: Sepanjang 2024, Jabar tertinggi laporan kekerasan terhadap perempuan
Sejumlah program pembangunan di tingkat pusat dan daerah harus didorong agar dapat menginisiasi sejumlah upaya untuk mengatasi sejumlah faktor pemicu tersebut.
Rerie, sapaan akrab Lestari, mengatakan upaya meningkatkan kesejahteraan keluarga harus menjadi perhatian serius dalam proses pembangunan di setiap daerah.
Selain itu peningkatan pemahaman masyarakat sejak dini terkait literasi digital juga harus menjadi prioritas untuk direalisasikan.
Yang tidak kalah penting, kata Rerie, proses pembangunan yang mengedepankan pelestarian lingkungan yang berkelanjutan juga harus diterapkan.
Ia berpendapat, sejumlah langkah tersebut membutuhkan partisipasi aktif pemerintah pusat dan daerah, serta masyarakat dalam mewujudkannya.
Rerie sangat berharap dengan kolaborasi yang kuat antar pihak-pihak terkait dapat melahirkan sejumlah langkah strategis untuk menekan angka kekerasan terhadap perempuan dan anak di tanah air.
Pewarta: Fianda Sjofjan Rassat
Editor: Edy M Yakub
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.