Jakarta (ANTARA) - Pelatih baru New York Knicks Mike Brown menyatakan kesiapannya mengemban ekspektasi besar di timnya, seraya menegaskan pentingnya membangun hubungan yang jujur dan saling percaya dengan para pemainnya.
Dalam konferensi pers perdananya, Brown menggarisbawahi bahwa masa tenang hanya sebentar, dan pekerjaan berat telah menantinya begitu musim gugur tiba.
“Banyak pekerjaan yang harus dilakukan. Tapi saya sangat menantikan untuk segera memulainya," kata Brown dikutip dari laman NBA.
Baca juga: New York Knicks tunjuk Mike Brown sebagai kepala pelatih
Pelatih berusia 55 tahun itu menggantikan Tom Thibodeau, yang disebutnya sebagai teman baik. Thibodeau dipecat setelah membawa Knicks ke pencapaian playoff terbaik mereka dalam 25 tahun terakhir.
Knicks tercatat telah mencatatkan dua musim beruntun dengan 50 kemenangan, yang merupakan pertama kalinya sejak era 1990-an.
Meski menggantikan pelatih yang cukup sukses, Brown enggan mengkritik keputusan-keputusan sebelumnya. Ia tidak membahas soal performa starter yang menurun di paruh kedua musim atau perubahan taktik pertahanan.
Namun, Brown menegaskan bahwa filosofi permainannya baik ofensif maupun defensif akan disesuaikan dengan karakter pemain yang ada.
“Soal detail teknis akan semakin jelas setelah saya membentuk staf pelatih dan berdiskusi lebih banyak dengan para pemain,” kata Brown.
Baca juga: Setelah pecat Thibodeau, Knicks bidik Mike Brown dan Taylor Jenkins
Brown menanggapi ekspektasi tinggi di Madison Square Garden dengan nada positif. Ia menegaskan bahwa dirinya adalah orang dengan standar tertinggi dalam menilai pencapaian.
“Tak ada yang punya ekspektasi lebih besar daripada saya sendiri,” katanya.
“Ini Knicks, ini Madison Square Garden. Ikonik. Saya mencintai dan memeluk ekspektasi yang datang bersamanya.”
Pelatih peraih dua kali NBA Coach of the Year itu memang tak asing dengan tekanan besar. Ia pernah membawa Cleveland Cavaliers ke Final NBA pertama mereka pada 2007, namun kemudian dipecat pada 2010.
Ia sempat kembali ke Cavaliers pada 2013, namun hanya bertahan satu musim. Los Angeles Lakers memecatnya setelah hanya lima pertandingan pada musim 2012–2013. Terakhir, Sacramento Kings memutuskan berpisah dengannya Desember lalu meski Brown sempat membawa tim itu ke playoff pertama mereka sejak 2006.
Baca juga: Spurs dapatkan Kelly Olynyk dari Wizards
“Liga ini memang seperti itu, selalu ada pasang surut dalam proses perekrutan dan pemecatan,” tutur Brown.
Namun, pengalamannya sebagai asisten pelatih peraih empat gelar juara bersama San Antonio Spurs dan Golden State Warriors menjadi modal penting bagi Brown dalam mengelola Knicks yang bertabur talenta.
Ia memuji fleksibilitas Jalen Brunson, kombinasi gaya Karl-Anthony Towns dan Mitchell Robinson, serta kedalaman skuat berkat kehadiran Jordan Clarkson dan Guerschon Yabusele.
Salah satu fokus utama Brown adalah soal akuntabilitas dan keterbukaan dalam komunikasi tim.
“Pada akhirnya ini tentang hubungan,” katanya. “Tentang kepercayaan. Ketika hubungan itu tumbuh, Anda bisa bicara terbuka tentang apa pun untuk membawa tim ke arah yang benar. Saya akan jujur dan terbuka dengan mereka, dan saya yakin mereka juga akan begitu kepada saya," ujar Brown.
Baca juga: Anthony Davis jalani operasi retina, diprediksi pulih sebelum liga
Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.