Mewujudkan ketahanan pangan dari pekarangan rumah

4 weeks ago 10
Ambil cangkul, seraya diniatkan berolahraga, olah tanah pekarangan, kumpulkan daun-daun untuk menjadi kompos, tanami umbi-umbian, dan hasil panennya untuk dimakan bersama keluarga

Ponorogo (ANTARA) - Kaos setengah lusuh yang dikenakan Sutejo basah oleh keringat, setelah tubuhnya diterpa cahaya Matahari pagi yang mulai beranjak siang itu.

Mungkin tidak banyak yang menyadari bahwa kaos yang basah oleh keringat lelaki paruh baya itu adalah bagian dari upaya mewujudkan ketahanan bangsa Indonesia melalui ketahanan pangan.

Sutejo, pegiat literasi dengan gelar akademik doktor sastra itu, baru saja selesai memanen tanaman uwi (Dioscorea alata) dan gembili (Dioscorea esculenta)

di pekarangan rumahnya. Tempat tinggal yang biasa dijadikan arena diskusi mengenai kepenulisan bagi mahasiswa, dosen, dan aktivis literasi itu disebutnya sebagai "rumah kebun".

Sejak COVID-19 membatasi pergerakan orang di luar rumah pada 2020, Sutejo memanfaatkan pekarangan seluas 12 x 26 meter di sebelah timur rumahnya untuk dibuat kebun. Awalnya hanya menanam singkong,. Setelah hasilnya menakjubkan, ia kemudian bereksperimen dengan tanaman uwi, talas, dan gembili.

Selain untuk sarana mengeluarkan keringat dari tubuh, setelah badan bergerak dan berjemur di bawah sinar Matahari, berkebun dengan memanfaatkan lahan nganggur itu, lama-lama menjadi semacam hiburan yang memuaskan batin.

Apalagi hasil panen kebunnya itu membuat banyak orang berdecak kagum. Singkong, uwi, talas, dan gembili yang dia tanam, hasilnya berkali lipat lebih besar dari hasil kebun pada umumnya.

Awalnya, ia mendapatkan bibit uwi manalagi dari temannya, dan setelah ditanam sekitar 9 bulan, saat dipanen menghasilkan uwi seberat 55-60 kilogram per batang.

Tidak sedikit orang, bahkan yang berlatar ilmu pertanian, kagum ketika melihat hasil panen umbi-umbian itu.

Baca juga: Melepaskan ketergantungan beras untuk menahan laju inflasi di Kalsel

Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |