Jakarta (ANTARA) - Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menekankan pentingnya fasilitas cold storage (gudang pendingin) dalam menjaga mutu hasil tangkapan guna meningkatkan daya saing serta memperluas ekspor tuna ke berbagai negara tujuan.
Trenggono dalam peresmian Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) Morotai, Maluku Utara, sebagaimana keterangan dikonfirmasi di Jakarta, Rabu, mengatakan, pihaknya optimisme jika produksi ikan tuna sirip kuning bisa meningkatkan ekspor ke negara Jepang, Singapura dan lainnya.
Apalagi, kata Trenggono, SKPT Morotai memiliki kapasitas cold storage berkapasitas 200 ton dengan pendinginan hingga minus 60 derajat.
“Cold storage yang begitu besar bisa menyimpan ikan tuna sirip kuning lebih segar dan bisa langsung di ekspor ke Jepang,” kata Trenggono.
Menurut Trenggono, nantinya SKPT Morotai menjadi simbol pertumbuhan ekonomi di wilayah pesisir, khususnya di kawasan pulau terluar. Itu merupakan bagian dari komitmen pemerintah dalam mewujudkan kedaulatan pangan laut, dan memperkuat ekonomi berbasis kelautan.
Selain itu, adanya SKPT Morotai mendekatkan layanan infrastruktur perikanan kepada masyarakat di wilayah-wilayah strategis dan perbatasan. Hal itu juga menjadi modal penting yang perlu dikelola secara berkelanjutan.
“Pembangunan pelabuhan perikanan ini tidak hanya berfungsi sebagai pusat aktivitas nelayan, tetapi juga sebagai simbol pertumbuhan ekonomi wilayah yang berkelanjutan,” tutur Trenggono.
Pembangunan pelabuhan perikanan SKPT Morotai merupakan bantuan hibah langsung pemerintah Jepang melalui Japan International Cooperation Agency (JICA), dengan anggaran Rp115.710.859.000.
Fasilitas di dalamnya mulai dari ice flake machine, kantor administrasi, seawall, barak nelayan, mess pegawai, gudang logistik, hingga integrated cold storage yang memuat hingga 200 ton.
SKPT merupakan konsep pembangunan kelautan dan perikanan berbasis wilayah dengan pendekatan dan sistem manajemen kawasan dengan prinsip integrasi, efisiensi, kualitas dan akselerasi tinggi.
Terletak di Maluku Utara dan berbatasan langsung dengan kawasan Pasifik, Morotai memiliki potensi perikanan yang luar biasa. Salah satunya adalah ikan tuna sirip kuning.
Berdasarkan data 2024 dengan total produksi ikan tuna sirip kuning di SKPT Morotai mencapai 1.382 ton dengan total nilai produksi ikan senilai Rp65,83 miliar yang masuk dari beberapa desa di Morotai.
Dengan adanya SKPT yang baru diresmikan ini dan apalagi dapat dilakukan pembangunan lanjutan berupa dermaga dan breakwater, total kapal akan bertambah menjadi 175 unit dengan total estimasi produksi mencapai 39.100 ton per tahun. Adapun penyerapan tenaga kerja mencapai 1.320 orang.
Head of Representatives JICA, Sachiko Tadeka menuturkan, program itu memberikan dukungan fiskal untuk pengembangan fasilitas pelabuhan perikanan di pulau-pulau terluar yang digagas oleh KKP.
Takeda optimis SKPT Morotai yang memiliki fasilitas dengan rantai dingin ini membuat ikan tuna sirip kuning bisa dijadikan sashimi yang bisa diekspor langsung ke Jepang. Jepang dan Indonesia memiliki hubungan strategis yang kuat di kawasan Indo-Pasifik.
Baca juga: RI perkuat pengawasan mutu perikanan demi lancarkan ekspor ke AS
Baca juga: Indonesia-Korsel kolaborasi membudidayakan napoleon berkelanjutan
Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2025