Kebiasaan makan yang sebaiknya dihindari untuk mencegah diabetes

3 hours ago 5

Jakarta (ANTARA) - Selain faktor genetik dan riwayat diabetes dalam keluarga, obesitas dan gaya hidup yang tidak sehat juga dapat berkontribusi pada perkembangan penyakit diabetes melitus tipe 2, jenis diabetes yang paling sering ditemukan.

Menurut informasi yang disiarkan di laman resmi Kementerian Kesehatan, diabetes melitus tipe 2 adalah penyakit kronis yang ditandai dengan peningkatan kadar gula darah dalam tubuh akibat resistensi insulin atau produksi insulin yang tidak adekuat.

Dalam wawancara dengan ANTARA di Jakarta, Selasa (29/4), dr. Fatih Anfasa, MSc, PhD, Sp.PD menyampaikan bahwa kebiasaan mengonsumsi makanan dan minuman dengan kadar gula tinggi bisa meningkatkan risiko terkena diabetes melitus tipe 2.

Selain itu, kebiasaan mengonsumsi makanan dengan kandungan lemak dan garam tinggi bisa memicu obesitas.

Dokter Fatih menyampaikan bahwa obesitas dapat memicu munculnya diabetes melitus tipe 2. Ini terjadi karena lemak tubuh yang berlebih dapat mengganggu kerja hormon insulin dalam tubuh.

Oleh karena itu, dokter spesialis penyakit dalam lulusan Universitas Indonesia tersebut menyarankan pengukuran berat badan dan evaluasi peningkatan berat badan secara berkala untuk mencegah obesitas.

Jadi, sebaiknya mengendalikan konsumsi makanan cepat saji serta makanan dan minuman dalam kemasan yang memiliki kadar gula, lemak, dan garam tinggi agar terhindar dari risiko kena diabetes melitus tipe 2.

Baca juga: Konsumsi makanan manis berlebihan bisa jadi tanda masalah kesehatan

Baca juga: Penderita diabetes disarankan mengonsumsi makanan dengan gula alami

Di samping pola makan yang tidak sehat, kebiasaan merokok dan pola hidup minim aktivitas fisik juga dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami diabetes melitus tipe 2.

"Ada juga faktor turunan, jadi kalau memang orang tuanya itu misalnya memiliki diabetes, mereka juga pada umumnya memiliki risiko lebih besar dibandingkan orang yang tidak memiliki diabetes," kata dokter Fatih, yang praktik di Rumah Sakit Metropolitan Medical Centre (MMC) Jakarta.

"Memang ada itu diabetes itu bisa disebabkan oleh faktor keturunan. Namun itu tidak terpengaruh dengan jenis kelamin, jadi maksudnya apakah dari ayah ke anak perempuan atau dari ibu ke anak laki-laki jadi dari keduanya sama saja," ia menjelaskan.

Dokter Fatih mengingatkan bahwa penyakit diabetes melitus dapat terjadi pada siapa saja dan penderitanya harus terus menjalani pengobatan untuk mengontrol kadar gula dalam darah.

"Selama gula darah terkontrol, maka penderita diabetes ini juga sebetulnya bisa hidup berdampingan dengan kualitas kehidupan yang baik tentunya," kata dia.

Baca juga: Kenali tanda-tanda diabetes melitus tipe 1 pada anak

Baca juga: Diabetes tipe 1 pada anak bisa dipicu faktor lingkungan

Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |