Jakarta (ANTARA) - Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Nusron Wahid mengungkapkan target Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) tahun 2025 ditetapkan sekitar 1,5 juta bidang.
Nusron mengatakan, angka ini lebih rendah dibanding tahun-tahun sebelumnya yang mencapai 3 juta bidang. Hal ini sebagai bagian dari strategi efisiensi dan penyesuaian dengan sisa tanah yang belum terdaftar.
"PTSL tahun ini ditargetkan sekitar 1,5 juta bidang, turun dari 3 juta bidang sebelumnya karena ada efisiensi. Namun, target program reguler akan kita tingkatkan. Saat ini, tanah yang bisa didaftarkan melalui PTSL semakin terbatas karena program ini sudah menjangkau sebagian besar wilayah," ujarnya di Jakarta, Senin.
Sejak dicanangkan PTSL pada 2016, Kementerian ATR/BPN telah berhasil melakukan sertifikasi untuk 55,9 juta hektare tanah dengan persentase 79,5 persen dari total target 70 juta hektare.
Upaya penyelesaian akan dilakukan bertahap dari sisa 14,4 juta hektare atau sekitar 20,5 persen yang belum tersertifikasi dalam beberapa tahun ke depan.
"Dulu kita bisa mencapai 9 juta hingga 11 juta bidang per tahun. Kini, dengan sisa lahan yang makin sulit, kita lakukan secara bertahap. Jika tahun ini terealisasi (sekitar) 1,4 juta bidang, mungkin tahun depan bisa meningkat menjadi 2 atau 3 juta hektare. Dengan pola ini, dalam lima tahun ke depan, kita optimis bisa mencapai target 90 persen pemetaan dan sertifikasi tanah di Indonesia," kata Nusron.
Dengan berjalannya program PTSL, Kementerian ATR/BPN menargetkan kepastian hukum atas tanah di Indonesia semakin meningkat.
Harapannya, potensi konflik pertanahan di masa mendatang juga dapat diminimalisir.
Baca juga: Khofifah minta percepat penyelesaian RDTR untuk dorong investasi
Baca juga: Menteri ATR/Kepala BPN: Tata ruang jadi pintu masuk investasi
Baca juga: Menteri ATR bantah sertifikat pagar laut milik Aguan batal dicabut
Pewarta: Aji Cakti
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2025