Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mulai mengantisipasi mudik Lebaran sejak 21 Maret setelah usulan kebijakan Work from Anywhere (WFA/bekerja dari mana saja) disetujui Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) dan Kementerian Badan Usaha Milik Negara.
Menteri Perhubungan Dedy Purwagandhi menyatakan bahwa sebelumnya, angkutan mudik Lebaran diproyeksikan dimulai pada 28 Maret 2025, namun disetujuinya WFA menyebabkan pergeseran tanggal mulai mudik pada 21 Maret 2025.
"Karena adanya pemberlakuan atau disetujuinya pemberlakuan untuk work from anywhere maka kami juga mengantisipasi kepadatan atau kegiatan mudik yang mulai berlangsung pada tanggal 21 Maret 2025, pada hari Jumat," kata Menhub dalam jumpa pers seusai Rapat Koordinasi Lintas Sektoral bersama Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo di Jakarta, Senin.
Dalam menghadapi angkutan Lebaran 2025, Menhub menyampaikan telah mempersiapkan berbagai sarana transportasi seperti mudik gratis untuk mendukung kelancaran mudik dan memastikan perjalanan para pemudik dapat berjalan lancar dan aman.
Baca juga: Menhub: Pergerakan mudik Lebaran 2025 capai 146,48 juta orang
Kementerian Perhubungan tetap menyelenggarakan program mudik gratis pada angkutan libur Lebaran 2025, meskipun adanya kebijakan efisiensi anggaran.
Program mudik gratis yang diselenggarakan oleh Kemenhub tersedia melalui jalur darat, laut, serta kereta api, dan digelar di beberapa titik simpul transportasi.
Untuk jalur darat, Direktorat Jenderal (Ditjen) Perhubungan Darat menyediakan 520 unit bus untuk 21.536 penumpang serta 10 unit truk untuk mengangkut 300 sepeda motor, pada arus mudik dan balik Lebaran 2025. Terdapat 31 kota tujuan mudik gratis yang tersebar di wilayah Sumatera, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
Kemudian untuk jalur laut, Ditjen Perhubungan Laut menyediakan tiket gratis kapal laut dengan kuota 47.816 penumpang dan jumlah rute sebanyak 153 ruas.
Berikutnya untuk kereta api, Ditjen Perkeretaapian menyelenggarakan program mudik gratis sepeda motor dengan kereta api. Kuota yang disiapkan untuk 16.960 penumpang dan 7.424 unit sepeda motor.
Selain itu, Kemenhub bekerja sama dengan pemerintah daerah dalam mengantisipasi potensi kemacetan di pasar tumpah dan lokasi-lokasi strategis yang berpotensi menyebabkan hambatan selama pergerakan mudik.
"Kemudian lintasan kereta api yang perlu diwaspadai dan perlu juga kerjasama dengan pihak Pemda dan tentunya dengan kepolisian untuk mengamankan jam-jam tersebut," ucap Menhub.
Diketahui, Kemenhub memproyeksikan potensi pergerakan mudik Lebaran 2025 mencapai 146,48 juta orang, terbanyak menggunakan mobil pribadi sebesar 23 persen.
Baca juga: Menhub tekankan keselamatan pemudik prioritas saat angkutan Lebaran
"Daerah asal dari para pemudik terbanyak dari Jawa Barat disusul Jawa Timur, Jawa Tengah. Sedangkan daerah tujuan Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, dan DIY (Daerah Istimewa Yogyakarta)," kata Menhub.
Di tempat yang sama, Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo memperkirakan puncak arus mudik Lebaran 2025 pada tanggal 28—30 Maret 2025.
"Yang kemungkinan akan terjadi pada arus puncak mudik itu antara 28 dan 30 Maret, sedangkan puncak arus balik pada tanggal 5—7 April 2025," kata Kapolri.
Guna menjaga keamanan lalu lintas saat mobilitas mudik Lebaran, Kapolri mengatakan bahwa Korlantas Polri melaksanakan Operasi Ketupat 2025 dalam dua versi.
Untuk operasi di wilayah, kata dia, mulai dari Lampung sampai Bali selama 17 hari, sedangkan untuk 28 Polda yang lain akan dilaksanakan selama 14 hari.
"Dimulai 23 Maret untuk yang delapan Polda (Lampung sampai Bali, red.) dan pada tanggal 26 Maret untuk yang di 28 Polda lain," terangnya.
Pewarta: Muhammad Harianto/Nadia Putri Rahmani
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2025