Kuala Lumpur (ANTARA) - China siap bekerja sama dengan Rusia untuk terus meningkatkan koordinasi strategis serta melindungi kepentingan keamanan dan pembangunan kedua negara, kata Menteri Luar Negeri (Menlu) China Wang Yi.
Hal tersebut disampaikan Wang yang juga merupakan anggota Biro Politik Komite Sentral Partai Komunis China (CPC), saat melangsungkan pertemuan dengan Menlu Rusia Sergey Lavrov, di Kuala Lumpur, Malaysia, pada Kamis (10/7).
Wang mengatakan kedua kepala negara telah mempertahankan komunikasi strategis, memberikan panduan yang stabil dan jangka panjang bagi hubungan China-Rusia di tengah perubahan pesat dunia yang belum pernah terjadi dalam satu abad.
Pada bulan lalu, kedua kepala negara mengadakan percakapan telepon dan bersama-sama menyuarakan posisi kuat China dan Rusia dalam isu-isu hotspot regional dan internasional, kata Wang.
Seraya mengungkapkan bahwa China dan Rusia merupakan mitra dialog penting bagi Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), Wang mengatakan kedua negara harus memperkuat koordinasi strategis dalam platform kerja sama Asia Timur; mendukung arsitektur kerja sama regional yang berpusat pada ASEAN, bersifat terbuka, dan inklusif; mempertahankan arah yang benar dari Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asia Timur dan Forum Regional ASEAN; serta membantu membangun lebih lanjut konsensus pengembangan mekanisme kerja sama Asia Timur, sehingga dapat menjadi mesin penting dan kekuatan positif bagi pembangunan global.
Sementara itu, Lavrov mengatakan bahwa di bawah arahan strategis kedua kepala negara, Rusia dan China telah mempertahankan koordinasi dan kerja sama yang erat, yang menunjukkan signifikansi global dan strategis dari hubungan bilateral, terutama dalam situasi saat ini.
Kedua negara mendukung peran sentral ASEAN dalam kerja sama regional, serta berkomitmen untuk menjaga perdamaian dan stabilitas di Asia Pasifik, kata Lavrov.
Dia juga menambahkan bahwa mereka harus tetap waspada terhadap upaya-upaya yang dilakukan oleh sejumlah kekuatan besar tertentu untuk menimbulkan perpecahan dan memprovokasi konfrontasi di kawasan.
Rusia sepenuhnya mendukung China dalam mengemban tugas presidensi bergilir Organisasi Kerja Sama Shanghai (Shanghai Cooperation Organization/SCO) serta siap untuk bersama-sama mempersiapkan pertukaran dan kerja sama tingkat tinggi di berbagai bidang, serta memperkuat komunikasi dan koordinasi dalam berbagai kerangka kerja seperti BRICS, papar Lavrov.
Kedua belah pihak juga bertukar pandangan mengenai isu nuklir Iran. Dalam kesempatan itu, Lavrov menjelaskan posisi Rusia.
Wang menekankan bahwa kekuatan tidak dapat menghadirkan perdamaian, tekanan tidak dapat menyelesaikan masalah, serta langkah dialog serta negosiasi menjadi jalan fundamental ke depan.
China menghargai komitmen Iran untuk tidak mengembangkan senjata nuklir dan menghormati haknya yang sah sebagai pihak penanda tangan Perjanjian Nonproliferasi Senjata Nuklir, untuk memanfaatkan energi nuklir bagi tujuan damai.
Sebagai anggota tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan peserta utama dalam Rencana Aksi Komprehensif Bersama (Joint Comprehensive Plan of Action), baik China maupun Rusia harus terus memperkuat koordinasi strategis, memajukan proses penyelesaian politik dan diplomatik, bersama-sama menegakkan rezim nonproliferasi internasional, serta mendorong terwujudnya perdamaian dan stabilitas di Timur Tengah, imbuh Wang.
Kedua belah pihak juga bertukar pandangan mengenai konflik Palestina-Israel serta isu-isu internasional dan regional lainnya yang menjadi perhatian bersama.
Pewarta: Xinhua
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.