Menkes paparkan upaya menekan angka kematian bayi baru lahir

4 weeks ago 5
Kita lakukan pilot project. Kita mulainya di daerah Jawa Barat dulu, karena Jawa Barat itu kematiannya paling tinggi secara nominal

Jakarta (ANTARA) - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menekankan pihaknya tengah menyiapkan langkah khusus dalam upaya menurunkan angka kematian bayi baru lahir dari 30 ribu menjadi 20 ribu per tahun.

Dalam kegiatan World Patient Safety Day (WPSD) 2025 di Jakarta, Selasa, Menkes Budi Gunadi Sadikin menekankan bahwa fokus utama adalah memperkuat layanan di tingkat dasar hingga rujukan.

"Kita lakukan pilot project. Kita mulainya di daerah Jawa Barat dulu, karena Jawa Barat itu kematiannya paling tinggi secara nominal," kata Menkes Budi.

Menkes Budi menjelaskan terdapat tiga kabupaten di Jawa Barat yakni Bogor, Garut, dan Bandung, yang menjadi proyek percontohan. Proyek ini turut melibatkan bidan, puskesmas, dan rumah sakit, agar jalur rujukan lebih rapi dan cepat.

Baca juga: Menkes minta RS berbenah untuk tekan angka kematian bayi baru lahir

Ia menekankan peningkatan kualitas bidan menjadi prioritas penting. Karena itu, lanjutnya, Kemenkes bekerja sama dengan Ikatan Bidan Indonesia (IBI) guna memperkuat kemampuan bidan dalam melakukan persalinan normal serta mendeteksi risiko sejak dini.

"Jadi, bidan juga dibagi bintang-bintangnya, ada bidan bintang 4, bintang 3, dan bintang 2. Kalau bintang 4 boleh ngelahirin (melakukan praktik persalinan) sendiri, bintang 3 nggak boleh, mesti didampingi. Bintang 2 jangan dulu, belajar dulu, supaya angka kematiannya turun," papar Menkes.

Dalam upaya tersebut, lanjut dia, jaringan bidan juga akan diintegrasikan dengan puskesmas, sehingga para bidan juga dapat merujuk ibu dan bayi yang berisiko ke dokter kandungannya di puskesmas.

"Nah dokter sama juga, seluruh dokter puskesmas nanti saya minta semua kolegium dokter anak sama obgyn ajarin dokter-dokter supaya bisa lihat risikonya lebih dini. Jadi, kalau ada risiko geser ke rumah sakit segera," ucap Menkes.

Baca juga: WPSD 2025, Pemerintah tingkatkan keselamatan ibu dan bayi

Langkah lainnya, kata dia, adalah meningkatkan pemeriksaan kehamilan atau antenatal care (ANC).

Sesuai rekomendasi WHO, Menkes memaparkan pemeriksaan minimum akan dinaikkan dari enam kali menjadi delapan kali. Dengan pemeriksaan lebih banyak, kata dia, risiko bisa diketahui lebih dini dan bayi segera dirujuk jika ada tanda bahaya.

"Jadi hampir setiap bulan itu diperiksa kondisi bayinya itu seperti apa. Diharapkan dengan demikian, kita bisa mengategorikan secara lebih dini, oh ini normal, biar bidannya handle, oh ini ada risiko rendah atau menengah, biar dokter yang handle, oh ini berisiko tinggi, biar langsung digeser ke rumah sakit. Dengan demikian semuanya akan terjadi lebih rapi," tutur Menkes Budi Gunadi Sadikin.

Baca juga: Wamenkes paparkan capaian penurunan kematian bayi di Indonesia

Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |