Mengenang perjuangan rakyat Sangasanga dalam bingkai Kemerdekaan RI

1 month ago 12

Samarinda (ANTARA) - Langit cerah di atas Sungai Mahakam memantul biru saat kendaraan yang melaju meninggalkan Kota Tepian, sebutan Samarinda, menuju Sangasanga, Kabupaten Kutai Karkatengara, Kalimantan Timur.

Perjalanan hampir satu jam ke sebuah kecamatan yang berjarak sekitar 32 kilometer dari pusat kota provinsi itu terasa ringan berkat jalanan beton dan beraspal yang menggantikan jalur-jalur sulit yang mungkin pernah dilalui para pejuang hampir delapan dekade silam.

Memasuki gerbang Sangasanga, aura sejarah seolah menyambut. Di sini lah berdiri Museum Perjuangan Merah Putih, sebuah tempat yang menyimpan memori kolektif tentang kepahlawanan yang pernah berkobar di area kaya minyak ini.

Museum ini bak narator hidup. Di dalamnya, diorama-diorama menggambarkan aksi para pejuang, sementara album-album foto dan benda usang menampilkan kisah penuh tekad. Salah satunya adalah album bendera Merah Putih lusuh hasil robekan dari bendera Belanda, sebuah pusaka yang menjadi inti dalam peristiwa Merah Putih Sangasanga.

Di luar museum, tampak patung seorang pejuang mengacungkan senjata dengan tatapan tajam ke depan serta menggendong bendera merah putih, simbol perlawanan abadi. Di bawah kakinya, dinding tugu mengukir nama 73 pejuang yang gugur akibat kekejaman Belanda dalam peristiwa heroik itu.

Setiap nama yang tertera adalah memori tentang pengorbanan besar demi tegaknya sang saka. Ia adalah kenangan kolektif, memastikan kisah kepahlawanan mereka tidak akan pernah lekang oleh waktu.

Kisah perjuangan seperti yang tergambar di museum, berakar dari penderitaan panjang. Sejak Belanda dan kemudian Jepang menguasai ladang minyak, rakyat Sangasanga -- yang banyak di antaranya adalah pekerja paksa (romusha) yang didatangkan dari Jawa-- hidup dalam penindasan.

Baca juga: IDI kenang perjuangan Letnan Kolonel Dr RM Soebandhi pada HUT ke-78 RI

Editor: Dadan Ramdani
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |