Mendukbangga masifkan Program Genting akselerasi penurunan stunting  

5 days ago 9
Ditargetkan pada 2025 (kasus stunting) bisa turun menjadi 18 persen, syukur bisa kurang dari angka itu

Batang (ANTARA) - Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga)/Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Wihaji mengatakan pemerintah terus memasifkan Program Gerakan Orang Tua Cegah Stunting (Genting) sebagai upaya mempercepat penurunan kasus stunting di Indonesia.

"Ditargetkan pada 2025 (kasus stunting) bisa turun menjadi 18 persen, syukur bisa kurang dari angka itu. Nanti kita keroyokan sambil menunggu Peraturan Presiden berikutnya tentang percepatan penurunan stunting," katanya di Batang, Jawa Tengah, Rabu.

Menurut dia, berdasar angka prevalensi stunting pada 2023 masih mencapai 21,5 persen dan turun menjadi sekitar 18-19 persen pada 2024.

Baca juga: Mendukbangga: Program Genting mampu selamatkan satu generasi

"Ini artinya terjadi penurunan (kasus stunting) sehingga Bapanas menargetkan menjadi 18 persen pada 2025," katanya.

Menurut dia, saat ini pihaknya terus berupaya keras untuk menuntaskan kasus stunting di Indonesia seperti melalui Program Genting sebagai upaya mengurangi potensi yang ada di keluarga berisiko stunting, seperti dengan memberikan asupan gizi, program air bersih, dan tidak melakukan pernikahan dini.

Selain program Genting, kata dia, pihaknya menyediakan elektronik siap nikah dan hamil (elsimil) yang berfungsi untuk memberikan pemahaman pada calon pasangan nikah karena di dalam aplikasi itu ada penjelasan, edukasi, dan jika seandainya sudah menikah maka bisa menjadi pasangan usia subur.

Baca juga: Mendukbangga: Program Genting hingga MBG wujud gotong-royong

"Karena itu diharapkan untuk dipastikan ketika hamil harus sehat, asupan gizinya oke, dan ketika sudah melahirkan bisa dilihat tinggi badan dan bagaimana bobot tubuh (bayi). Prinsipnya, memastikan supaya mereka yang menikah sudah siap baik siap fisik juga siap mentalnya," kata Mendukbangga Wihaji.

Ia mengatakan saat ini masih fokus memprioritaskan program penurunan prevalensi stunting di Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Jawa Barat (Jabar) sebagai bagian daerah kuantitatif karena jumlah penduduknya padat.

"Selain Papua, jadi kalau di NTT itu karena persoalan keadilan sehingga secara kualitas akan kami turunkan. Akan tetapi, untuk di Jawa Barat karena persoalan kuantitas sehingga otomatis prevalensi stunting cukup banyak," kata Mendukbangga Wihaji.

Baca juga: Mendukbangga: Program Genting telah jangkau 34 ribu anak asuh

Pewarta: Kutnadi
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |