Mendes siap bantu carikan negara tujuan ekspor nila salin Pati

1 month ago 11

Pati (ANTARA) - Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDT) Yandri Susanto siap membantu mencarikan negara tujuan ekspor hasil budi daya nila salin di Kabupaten Pati sebagai upaya meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk perikanan desa.

"Kami sudah mendengar langsung persoalan, di antaranya tentang pakan, pemasaran, dan teknis budidaya. Tadi sudah kita urai semua persoalan yang ada. Insya Allah, kami ingin desa ini berdaya, desa ini menjadi pusat ekonomi dengan nila salin," ujarnya bersama Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan Bupati Pati Sudewo saat meninjau lokasi tambak budi daya ikan nila salin di Desa Dororejo, Kecamatan Tayu, di Pati, Kamis.

Selain mendampingi dari sisi teknis dan pemasaran dalam negeri, kata dia, Kemendes juga akan mencarikan offtaker atau pengumpul hasil panen, sekaligus membuka peluang ekspor ke luar negeri.

"Tujuannya tentu untuk menjaga stabilitas harga dan meningkatkan kesejahteraan petani. Kami siap bantu carikan negara tujuan ekspor untuk menampung hasil panen nila salin dari desa-desa pesisir," ujarnya.

Ia menilai budi daya nila salin memiliki peran penting dalam mendukung program pemerintah, termasuk program makan bergizi gratis (MBG), yang membutuhkan pasokan ikan dalam jumlah besar dan berkelanjutan.

Upaya membuka pasar ekspor ini menjadi bagian dari strategi nasional untuk mendorong kemandirian ekonomi desa dan menjadikan potensi lokal sebagai kekuatan pembangunan dari bawah.

Langkah ini, kata dia, merupakan bagian dari komitmen pemerintah untuk membangun ekonomi dari desa dan memberdayakan potensi lokal, khususnya di sektor perikanan, agar mampu bersaing di pasar nasional maupun internasional.

Bupati Pati Sudewo menambahkan kunjungan ini bertujuan untuk mendengar dan melihat secara langsung upaya pembudidaya dalam mengatasi berbagai persoalan untuk mengembangkan ikan nila salin di wilayah tersebut.

Apalagi, kata dia, potensi ikan nila salin cukup besar, karena Kabupaten Pati memiliki lahan seluas 1.855 hektar untuk budi daya nila salin.

"Ini menjadikannya yang terluas di Jawa Tengah. Potensi ini bahkan dapat dikembangkan hingga lebih dari 5.000 hektar," ujarnya.

Ia berharap permasalahan yang terjadi bisa dicarikan solusinya, sehingga ikan nila salin betul-betul akan menjadi sentra perekonomian untuk Kabupaten Pati dan Jawa Tengah.

Dirjen Perikanan Budidaya KKP menyoroti tiga persoalan utama, yakni pakan, teknis budi daya, dan pemasaran. Terkait masalah teknis, pelatihan "jantanisasi" atau maskulinisasi ikan nila akan diselenggarakan pada 30 Juli 2025 di Pati.

Kementerian KKP juga akan menugaskan staf dari balai untuk memberikan pelatihan. Khusus untuk masalah pakan, pastinya ada selisih untuk menjawab persoalan yang dihadapi pembudidaya nila salin. Sehingga dalam tempo lima tahun ke depan nila salin bisa diekspor ke Jeddah, Arab Saudi.

Baca juga: Presiden Prabowo tebar benih ikan nila salin di Karawang

Baca juga: KKP targetkan produksi nila di Karawang capai 10 ribu ton per tahun

Baca juga: KKP kembangkan ikan nila srikandi andalkan teknik budi daya inovatif

Pewarta: Akhmad Nazaruddin
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |