MBG di Papua libatkan masyarakat adat untuk tingkatkan perekonomian

3 weeks ago 13
Program MBG sangat strategis karena mencerdaskan kehidupan bangsa untuk masa depan Indonesia yang lebih baik

Jakarta (ANTARA) - Staf Khusus Menteri Pertahanan (Stafsus Menhan) Bidang Kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) Lenis Kogoya mengatakan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Papua melibatkan masyarakat adat hingga gereja untuk meningkatkan perekonomian mereka.

Dalam siniar Badan Gizi Nasional (BGN) Talks yang diikuti di Jakarta, Senin, Lenis mengatakan sebelumnya masyarakat, utamanya orang tua memiliki kekhawatiran terhadap MBG karena dianggap belum melibatkan masyarakat adat di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).

"Kalau pada umumnya di Papua itu mereka menerima, tetapi ada kekhawatiran dari orang tua itu siapa yang memasak, siapa yang melayani, produk apa, sistemnya bagaimana? Namun, di satu SPPG atau dapur MBG itu kan jumlahnya 47 orang, tiga dari BGN. Ini kita kembalikan ke adat, gereja, yang masak, siapa yang antar siapa, mereka (masyarakat adat setempat) siap," katanya.

Lenis juga mengemukakan, sebelumnya masyarakat Papua termakan isu MBG mengandung racun dan diduga merupakan rencana genosida, tetapi setelah pihaknya bersama BGN dan Kementerian Pendidikan, Dasar, Menengah (Kemendikdasmen) menyosialisasikan program MBG ke sekolah-sekolah hingga pemerintah daerah setempat, masyarakat Papua mulai memahami dan menyambut baik program MBG.

Baca juga: Sukseskan MBG, Pemprov Kepri usul bangun dapur SPPG di 109 pulau kecil

"Kalau orang Papua sendiri meracuni orang Papua kan tidak mungkin ya? Akhirnya saya menawarkan kepada masyarakat, kamu sendiri yang memasak, menanam sayurnya, jadi mereka menerima 100 persen," ujar dia.

Ia menegaskan program MBG sangat strategis karena mencerdaskan kehidupan bangsa untuk masa depan Indonesia yang lebih baik.

"Jadi harus kita cari polanya, kalau program Presiden Prabowo Subianto, MBG ini harus kita kemas baik-baik supaya anak-anak kita itu cerdas dan memiliki gizi yang baik," paparnya.

Lenis menambahkan, mama-mama di Papua akan diberdayakan untuk menanam sayur agar nanti produknya dijual kembali ke SPPG, sehingga perputaran ekonomi benar-benar akan kembali ke masyarakat Papua.

"Sayur dari mana? Mama-mama itu diajak, sayur dimasukkan ke dinas kehutanan, perkebunan, mereka berkebun, biasanya mereka bikin kebun sendiri, mama-mama diajak, sayurnya dimasukkan ke BGN, jadi BGN menerima produk-produk dari masyarakat, berarti uang kan masuk ke masyarakat lagi, ada perputaran ekonomi," tuturnya.

Baca juga: IPNU dorong penggunaan produk lokal-halal untuk food tray MBG

Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |