Lumajang dukung TNBTS evaluasi jasa pendamping Gunung Semeru

1 week ago 6

Lumajang, Jawa Timur (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Lumajang Jawa Timur mendukung langkah Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) dalam mengevaluasi kebijakan jasa pendamping bagi para pendaki Gunung Semeru Jatim.

"Evaluasi itu diharapkan dapat memberikan solusi terbaik agar pendakian tetap aman sekaligus memberikan pengalaman yang lebih bernilai bagi wisatawan," kata Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Lumajang Jatim Yuli Harismawati di Lumajang, Jumat.

Balai Besar TNBTS mewajibkan semua pendaki harus menggunakan jasa pendamping, yakni disebut pendamping pendakian Gunung Semeru terdaftar (PPGST) dengan tarif Rp300 ribu per hari.

Tugas PPGST itu mendampingi wisatawan selama pendakian ke gunung tertinggi di Pulau Jawa tersebut, yakni 3.676 meter dari permukaan laut (mdpl).

"Peran pendamping seharusnya tidak hanya mengawal batas pendakian, tetapi juga memberikan edukasi kepada pendaki karena pendamping itu bisa diibaratkan sebagai pemandu wisata yang memiliki tugas lebih luas, termasuk memberikan edukasi tentang konservasi lingkungan," tuturnya.

Dengan begitu, lanjut dia, pendakian gunung tidak hanya menjadi perjalanan fisik tetapi juga pengalaman belajar tentang kelestarian alam.

Saat ini, tarif jasa pendamping yang mencapai Rp300 ribu per pendaki masih menjadi perdebatan di kalangan wisatawan.

Hal itu jadi alasan untuk evaluasi, yakni baik nilai tarif maupun perluasan tugas pendamping di lapangan.

"Masih menunggu hasil evaluasi dari manajemen pendakian. Bisa saja nanti ada penyesuaian harga atau peningkatan layanan agar lebih seimbang dengan tarif yang dikenakan," katanya.

Baca juga: Balai Besar TNBTS imbau wisatawan ke Bromo waspada cuaca ekstrem

Sementara itu, akses pendakian Gunung Semeru hingga batas Ranu Kumbolo masih ditutup hingga pertengahan Februari 2025 karena faktor cuaca ekstrem.

Dasar itu, Balai Besar TNBTS mempertimbangkan keselamatan pendaki sebelum membuka kembali jalur pendakian.

"Keputusan penutupan jalur pendakian itu untuk mencegah risiko akibat hujan deras dan angin kencang. Keamanan pendaki menjadi prioritas utama,” ujarnya.

Yuli mengatakan Pemkab Lumajang berharap hasil evaluasi yang sedang berjalan dapat memberikan solusi terbaik bagi semua pihak, baik wisatawan, pelaku jasa pendamping, maupun pengelola taman nasional.

"Dengan kebijakan yang tepat, pendakian Gunung Semeru dapat menjadi pengalaman yang lebih nyaman, aman, dan edukatif bagi para pencinta alam," katanya.

Baca juga: Gunung Semeru erupsi dengan letusan setinggi 500 meter di atas puncak

Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Iskandar Zulkarnaen
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |