Lingkungan sekolah yang positif dapat cegah terjadinya perundungan

3 weeks ago 14

Jakarta (ANTARA) - Lingkungan sekolah yang positif dan mendorong budaya yang mengajarkan siswa untuk saling menghargai dinilai dapat mencegah terjadinya bullying atau perundungan.

"Internalisasi nilai-nilai positif, seperti etika, sopan santun, rasa hormat, welas asih, kejujuran, kebenaran, dan keadilan, perlu dilakukan sejak usia dini agar terintegrasi dalam perilaku anak," kata Kepala Sekolah Sekolah Terpadu Sedaya Bintang Summarecon Bandung Melva Manalu dalam keterangan resminya di Jakarta, Jumat.

Melva mengatakan lingkungan sekolah yang positif dapat dibentuk melalui promosi kegiatan yang melibatkan semua siswa. Misalnya, olahraga tim atau klub atau mengikut sertakan siswa dalam kegiatan sosial yang dapat menumbuhkan empati dan kepedulian sosial di dalam lingkungan.

Para guru juga harus bisa berperan sebagai mentor berperilaku yang mengajarkan teladan pada anak-anak untuk menunjukkan rasa hormat, sikap sabar, adil, menghargai perbedaan dan empati dalam interaksi sehari-hari.

Di samping itu, orang tua siswa juga perlu menyadari bahwa pendidikan budi pekerti penting untuk menanamkan nilai-nilai moral, etika, dan sosial sejak dini sehingga sangat bermanfaat bagi pembentukan karakter anak.

"Penanaman nilai-nilai tersebut merupakan aspek fundamental sebagai langkah preventif dalam meminimalisasi munculnya perilaku yang tidak sesuai norma, khususnya perundungan," kata dia.

Baca juga: Ahli sebut hipnoterapi mampu sembuhkan trauma dan genjot prestasi anak

Sebagai bentuk upaya untuk mengentaskan perundungan, Melva mengatakan pihaknya telah menerapkan Kurikulum Budi Pekerti yang mengintegrasikan topik empati, rasa hormat, dan penyelesaian konflik ke dalam mata pelajaran serta ajarkan siswa untuk menghargai perbedaan.

Menurutnya, anak yang diajarkan untuk menghargai perbedaan, bersikap sopan, dan tidak menyakiti perasaan orang lain akan cenderung menolak tindakan kekerasan baik secara fisik maupun verbal. Misalnya, anak yang memiliki rasa empati tidak akan mengejek temannya yang berbeda atau mengalami kesulitan.

"Pendidikan budi pekerti juga mendorong siswa untuk saling membantu dan menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan nyaman bagi semua," kata Melva.

Salah satu institusi pendidikan yang mengimplementasikan pendidikan budi pekerti adalah Sekolah Terpadu Sedaya Bintang, berlokasi di kawasan Summarecon Bandung, yang mulai beroperasi pada tahun ajaran 2025/2026. Sekolah ini menyelenggarakan jenjang Kelompok Bermain (KB), Taman Kanak-kanak (TK), dan Sekolah Dasar (SD), serta akan berkembang hingga tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA).

Dalam pengembangan kurikulum, Sekolah Terpadu Sedaya Bintang juga terafiliasi dengan Sekolah Terpadu Pahoa. Sekolah Terpadu Pahoa menggunakan kurikulum Pearson Edexcel dan kurikulum nasional dengan pembelajaran budi pekerti serta Bahasa Indonesia, Mandarin, dan Inggris yang intensif. Berikutnya, ada Sekolah Islam Al Azhar Summarecon yang berada di bawah naungan Yayasan Syiar Bangsa.

Baca juga: Bullying di Riau, KPPPA koordinasi dampingi psikologis keluarga korban

Data dari Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) menyebutkan sepanjang tahun 2024 terdapat 573 kasus perundungan di sekolah atau meningkat 100 persen dibandingkan 2023. Jauh meningkat dibandingkan tahun 2020 dengan jumlah kasus sebanyak 91 kasus. Penelitian pun menunjukkan perundungan yang terjadi di sekolah memiliki dampak psikologis, emosional, fisik dan juga akademik.

Studi yang dilakukan Bogart dkk (2014) menemukan korban bullying mengalami penurunan kondisi kesehatan seperti gangguan mental, menggunakan obat-obatan terlarang, tidak semangat berangkat ke sekolah, prestasi belajar menurun, bahkan menarik diri dari lingkungan sosial.

Lebih parah lagi, di kemudian hari anak berisiko menjadi pelaku perundungan juga atau melakukan balas dendam. Dampak tersebut kemungkinan besar akan terbawa hingga mereka dewasa.

Baca juga: Faktor penyebab seseorang lakukan bullying dan dampaknya bagi korban

Baca juga: Jangan abaikan, ini efek jangka panjang bullying bagi korban & pelaku

Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Indriani
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |