Langkah Pramono menata Jakarta dengan merawat sungai

1 month ago 14

Jakarta (ANTARA) - Kamis sore itu, Gubernur Jakarta Pramono Anung dan rombongan mengenakan rompi penyelamat, duduk di atas perahu karet menyusuri Sungai Ciliwung bagian Banjir Kanal Barat.

Pram, demikian sapaan sang gubernur mulai menyusuri sungai dari Pintu Air Manggarai dan kurang dari satu jam, dia tiba di kawasan Karet.

Sungai Ciliwung bagian Banjir Kanal Barat memiliki panjang sekitar 12 kilometer, membentang dari Manggarai ke arah barat hingga Karet, kemudian berbelok ke utara dan berakhir di Muara Angke.

Usai berlabuh, dia menemui awak media yang sudah menunggu di bawah rindang pohon dan bercerita soal idenya untuk area Ciliwung khususnya bagian BKB.

Pram ingin ada penataan di kawasan itu. Sungai Ciliwung bagian Banjir Kanal Barat, kata dia, merupakan jantungnya Jakarta ketika terjadi banjir. Memang, banjir tak bisa dihindari tetapi Pramono ingin ada persiapan untuk menghadapinya.

Untuk mengurangi risiko banjir, Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI terus melakukan pengerukan endapan lumpur di enam titik lokasi di aliran Sungai Ciliwung.

Beberapa lokasi pengerukan di antaranya segmen Pasar Baru mulai dari Jalan Juanda hingga JPO Pasar Baru dan dilanjutkan hingga Air Mancur sepanjang 500 meter.

Kemudian, dari Jembatan Merah hingga ke Jalan Pangeran Jayakarta sepanjang 350 meter.

Lalu, dari kawasan Manggarai hingga menuju ke Kanal Banjir Barat yang dibagi menjadi dua segmen yakni aliran Sungai Ciliwung dari Manggarai hingga Jalan Sukabumi, Menteng Tenggulun sepanjang 800 meter.

Serta pengerukan Sungai Ciliwung di Jalan Tenaga Listrik, Tanah Abang hingga Jalan KS Tubun yang mengarah ke aliran Kanal Banjir Barat.

Pengerukan juga dilakukan di Lampu Merah Harmoni hingga ke Jalan Veteran sepanjang 450 meter dan di belakang Makostrad TNI sepanjang 150 meter.

Pengerukan ini untuk menambah kapasitas daya tampung Sungai Ciliwung yang melintasi Jakarta Pusat, sehingga mampu menampung aliran air hujan dari saluran permukiman dan penghubung.

Sementara dari sisi estetika, Pramono ingin dibangun vertical garden atau taman vertikal di tepi sungai.

Namun, dia belum merinci titik mana saja yang akan dibangun taman dengan konsep penanaman tanaman secara vertikal itu.

Pramono membayangkan penataan kawasan itu juga meliputi area bawah jembatan. Di sana, walau tampak rapi dari atas namun rupanya dipenuhi sarang burung.

Untuk itu, dia menginstruksikan jajaran terkait untuk memasang lampu-lampu dan mengecat dinding disana agar lebih berwarna.

Pada akhirnya, penataan tepian Sungai Ciliwung bagian BKB diharapkan berbuah manis. Kawasan itu dapat menjadi lebih elok dipandang mata.

Syukur-syukur nantinya menjadi bagian kota yang bisa dinikmati warga atau para pencari rupiah kala malam di sela perjalanan.

Sebenarnya, area Ciliwung tepatnya di belakang Stasiun BNI City, Tanah Abang, Jakarta Pusat sudah tersedia Jakarta Creative Zone by JXB Edisi Riverview dari Jakarta Experience Board.

Jakarta Creative Zone by JXB merupakan sebuah zona kreatif yang ditujukan untuk masyarakat, baik turis, pengguna KRL, pesepeda maupun pejalan kaki di Jakarta.

Zona ini mewadahi berbagai aktivitas kreatif dan seni sekaligus memberikan ruang bagi para pelaku usaha untuk hadir di salah satu pusat keramaian, sehingga mendorong kebangkitan perekonomian khususnya industri kuliner dan ekonomi kreatif.

Karena itu, Pram ingin pihak JXB membantu mempresentasikan desain penataan tepi Ciliwung padanya dan Wakil Gubernur Jakarta Rano Karno.

Tujuannya, agar kawasan itu betul-betul terlihat tertata dengan baik, tidak serampangan, lantaran merupakan lokasi premiumnya Jakarta, sehingga perlu diatur secara baik.

Pramono meyakini dengan terobosan-terobosan yang sedang diupayakan dapat membuat Jakarta menjadi semakin menarik bagi siapapun yang akan ke Jakarta, atau bagi warga Jakarta sendiri yang ingin menikmati kotanya.

Baca juga: DKI sediakan dana hingga Rp4 triliun untuk atasi banjir

Baca juga: Polisi butuh dua minggu untuk tes DNA mayat tanpa kepala di Ciliwung

Baca juga: Penanganan banjir di Jakbar tak cukup hanya normalisasi

Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |