Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Dyah Roro Esti menyoroti pentingnya pembaruan kemitraan antara Perhimpunan Negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) dan Jepang, terutama di sektor ekonomi, dalam menghadapi tantangan geoekonomi.
“Untuk memastikan bahwa kerangka kerja kita tetap relevan dan adaptif terhadap dunia bisnis modern, ASEAN dan Jepang perlu mengeksplorasi kemungkinan pembaruan aturan, standar, serta perjanjian yang telah ada,” kata Wamendag Roro dalam ASEAN-Japan Symposium di Jakarta, Selasa.
Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif ASEAN–Jepang (AJCEP) dan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP), menjadi dua kerangka kerja sama perdagangan yang disebut Wamendag Roro penting untuk dibahas pembaruannya.
Pertemuan khusus tingkat menteri ASEAN dengan partisipasi Jepang, sebutnya, telah berlangsung untuk memberikan berbagai masukan dalam merespons perkembangan ekonomi global terbaru dan menerjemahkan kebutuhan strategis menjadi kebijakan konkret serta aksi regional yang efektif.
Baca juga: Indonesia-Jepang siapkan dialog 2+2 bahas kerja sama maritim di Tokyo
Secara khusus, Satuan Tugas Geoekonomi ASEAN, telah dibentuk dalam pertemuan yang digelar di Malaysia pada April 2025 lalu dan diformalisasi beberapa bulan setelahnya.
Roro menjelaskan bahwa secara esensial, satuan tugas ini merupakan dewan penasihat yang fokus untuk menilai dampak tarif AS terhadap ASEAN, mengidentifikasi risiko dan peluang utama untuk memperkuat ketahanan dan daya saing ekonomi ASEAN, serta menyusun. rekomendasi kebijakan agar ASEAN dapat menavigasi tantangan baru yang muncul.
“Hal ini menekankan pentingnya ASEAN bersatu, menjaga rasa persatuan, dan tetap berkembang meski menghadapi dinamika geopolitik yang kompleks,” ucapnya.
Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Zaenal Abidin
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































