Jakarta (ANTARA) - Kementerian Lingkungan Hidup (KLH)/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH) menyebut 13,6 ton cengkih yang terkontaminasi paparan radioaktif Cesium-137 (Cs-137) pada komoditas cengkih milik PT Nature Java Spice (NJS) akan dimusnahkan.
Wamen LH/Wakil Kepala BPLH Diaz Hendropriyono dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa, menyatakan pihaknya bersama Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) serta Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) tengah menjadwalkan proses pemusnahan komoditas tersebut.
"KLH bersama BRIN dan Bapeten akan memulai proses pemusnahan cengkeh yang terkontaminasi Cs-137 sebesar 13,6 ton. PT NJS sudah menyetujui cengkeh yang terkontaminasi untuk dimusnahkan, saat ini masih dijadwalkan," katanya.
Diaz menjelaskan, tim satuan tugas (Satgas) juga telah terjun ke wilayah kebun hingga gudang cengkih milik PT NJS yang berada di Provinsi Lampung, dan tidak menemukan kontaminasi Cs-137.
Baca juga: Menteri LH minta perjuangkan target pengurangan emisi di COP30
Wilayah yang diperiksa di antaranya tiga kebun cengkih milik masyarakat di Kabupaten Pesawaran, Lampung; gudang cengkih di Sidomulyo, Lampung Selatan; kebun cengkih masyarakat di Penengahan, Lampung Selatan; kebun cengkih masyarakat di Kalianda, Lampung Selatan; persawahan masyarakat di Penengahan, Lampung Selatan; area pemakaman umum di Penengahan, Lampung Selatan; serta area Pelabuhan Bakauheni, Lampung Selatan.
"Pada 8-11 Oktober 2025, tim gabungan Bapeten, KLH, BRIN, dan Polri sudah melakukan investigasi ke wilayah-wilayah, tidak ditemukan kontaminasi CS-137. Perkebunan di ketiga kabupaten tersebut ditanyakan Bapeten sudah clean and clear," ujar dia.
Kontaminasi CS-137, lanjut Diaz, justru ditemukan oleh tim investigasi di area pemakaman umum di Penengahan, Lampung Selatan.
"Pada 25 Oktober 2025, tim malah menemukan adanya paparan CS-137 di pemakaman umum Penengahan, Lampung Selatan, dengan laju dosis sebesar 1,05-1,30 mikroSievert/jam, ini sudah di atas ambang batas Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika atau FDA dan Bapeten, yakni 0,5 mikroSievert/jam," tuturnya.
Baca juga: Indonesia MoU dengan Inggris kembangkan mitigasi perubahan iklim
Untuk wilayah pemakaman yang terpapar tersebut, tim satgas telah menyemen lokasi setinggi 13 cm.
"Yang di pemakaman sudah disemen 13 cm, harusnya sudah aman," ucap Diaz.
Sebelumnya, Satuan Tugas Penanganan Kerawanan Bahaya Radiasi Radionuklida Cesium-137 (Satgas Cs-137) memastikan hanya satu dari 12 kontainer berisi cengkih yang dikirim ke Amerika Serikat (AS) terindikasi terkontaminasi zat radioaktif.
“Satu kontainer suspect 137 (Cs-137) berisi cengkih dijadwalkan tiba di Surabaya pada 29 Oktober 2025. Jadi kontainer yang suspect itu hanya satu,” kata Ketua Bidang Diplomasi dan Komunikasi Satgas Penanganan Cs-137, Bara Krishna Hasibuan.
Satgas telah melakukan pemeriksaan lapangan untuk kesiapan Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, serta pengujian di laboratorium Bapeten dan BRIN saat menerima kedatangan kontainer cengkih yang disuspek tersebut.
Baca juga: KLH revitaliasi layanan ke masyarakat lewat Pos Pengaduan Masyarakat
Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































