Surabaya (ANTARA) - Wakil Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Surabaya Arif Fathoni menyoroti masih banyaknya warga masyarakat yang buang sampah di sungai, sehingga mendorong Pemkot Surabaya menggandeng influencer untuk membantu memberikan edukasi lingkungan.
"Kami menilai penyebab genangan dan banjir di sejumlah titik Kota Pahlawan bukan semata persoalan infrastruktur, tapi juga kesadaran masyarakat yang masih rendah terhadap kebersihan lingkungan," kata Fathoni di Surabaya, Selasa.
Ia menyoroti masih banyak warga yang sengaja membuang sampah besar seperti kasur dan sofa ke sungai, padahal sudah ada peraturan daerah yang melarang dan mengatur sanksinya.
“Perdanya sudah ada, membuang sampah sembarangan itu dendanya Rp50 juta. Tapi kenapa tidak efektif? Karena kalau pemerintah yang ngomong, sering dianggap angin lalu,” ujar Fathoni.
Ia mendorong Pemerintah Kota Surabaya untuk mengubah pendekatan edukasi publik, dengan melibatkan influencer dan pegiat media sosial agar pesan menjaga kebersihan sungai bisa lebih mudah diterima masyarakat.
“Sekarang ini eranya algoritma. Yang berpengaruh bukan pejabat, tapi pegiat media sosial. Jadi Pemkot harus menggandeng mereka untuk membangun kesadaran kolektif,” ujarnya.
Menurut Fathoni, pemerintah bisa mendorong gerakan partisipatif masyarakat, bahkan memberikan apresiasi kepada warga yang membantu mengawasi perilaku pembuangan sampah sembarangan.
“Kalau sudah ada kesadaran, rakyat bisa jadi pagar ayu bagi kebijakan Pemkot. Misalnya, warga yang merekam orang buang sampah ke sungai bisa diberi penghargaan,” katanya.
Selain soal perilaku warga, Fathoni juga menjelaskan bahwa program pengendalian genangan dan banjir di Surabaya belum selesai di tahun 2025 dan masih akan dilanjutkan pada 2026.
Pemkot disebut terus membangun saluran baru, rumah pompa, hingga sistem konektivitas antar saluran untuk mempercepat aliran air.
“Surabaya ini daerah kantong air. Aliran dari Malang, Brantas, sampai Bengawan Solo larinya ke sini. Karena itu, pembangunan pengendalian banjir memang bertahap,” katanya.
DPRD dan Pemkot, lanjut dia, telah menyiapkan skema pembiayaan alternatif agar proyek infrastruktur tak terhenti akibat keterbatasan anggaran
“Kita targetkan proyek tuntas 2027, supaya masyarakat bisa merasakan manfaatnya secara langsung,” ujar Fathoni.
Sebagai contoh, Fathoni menyinggung wilayah Ketintang yang dulunya selalu banjir, kini mulai bebas genangan setelah perbaikan konektivitas saluran air.
“Dulu air dari Ketintang dibuang ke arah Rungkut, jadi lama surutnya. Sekarang sudah dibuang ke Sungai Karah, alirannya cepat dan tidak menggenang,” katanya.
Baca juga: Pimpinan DPRD Surabaya dukung inovasi Unesa untuk ketahanan pangan
Baca juga: Wakil Ketua DPRD Surabaya: Medsos jembatan akuntabilitas politik
Baca juga: DPRD Surabaya usulkan dana operasional guru untuk dukung MBG
Pewarta: Indra Setiawan
Editor: Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































