KTT BRICS, Presiden Prabowo sampaikan multilateralisme keniscayaan

2 months ago 18

Jakarta (ANTARA) - Presiden RI Prabowo Subianto bersama sejumlah pemimpin negara anggota BRICS saat KTT Ke-17 BRICS di Rio de Janeiro, Brazil, menyampaikan multilateralisme merupakan keniscayaan, khususnya bagi negara-negara berkembang yang membutuhkan multilateralisme untuk bertahan (survive) dan berkembang (thrive).

Wakil Menteri Luar Negeri Arrmanatha Christiawan Nasir, saat ditemui selepas mendampingi Presiden Prabowo di Rio de Janeiro, Minggu (6/7) waktu Brazil, menjelaskan keinginan untuk mereformasi nilai-nilai multilateralisme menjadi salah satu pembahasan utama pertemuan puncak ke-17 BRICS pada 6–7 Juli 2025.

"Reformasi multilateralism, renewed multilateralism itu adalah suatu keniscayaan, karena itu sangat dibutuhkan oleh negara-negara berkembang, untuk kita, tidak saja (untuk) survive, tetapi untuk kita thrive. Itu juga disampaikan oleh Bapak Presiden (Prabowo)," kata Arrmanatha saat ditemui di Rio de Janeiro, Minggu malam waktu setempat.

Di lokasi sama, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan saat KTT BRICS, Presiden Prabowo menegaskan sikap Indonesia yang mendukung multilateralisme dan keadilan dalam tata kelola global (global governance).

"Bapak Presiden juga menegaskan menolak perang dan juga standar ganda, dan Bapak Presiden sejalan dengan hampir dari seluruh peserta mendorong reformasi multilateral dan keterwakilan global south dalam tata kelola global, khususnya dalam institusi seperti PBB, dan didorong agar kepemimpinan BRICS dapat mendorong kepemimpinan multilateral yang lebih adil," kata Airlangga.

Baca juga: Prabowo tegaskan Indonesia dukung penuh arah baru kerja sama BRICS

Menko Airlangga, Wamenlu Arrmanatha, Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono, dan Sekretaris Kabinet mendampingi Presiden Prabowo menghadiri KTT Ke-17 BRICS di Rio de Janeiro, Brazil.

Pertemuan puncak BRICS itu berlangsung tertutup, tetapi sempat terbuka saat sambutan tuan rumah sekaligus Ketua BRICS tahun ini, Presiden Brazil Luiz Inácio Lula da Silva.

Presiden Prabowo hadir untuk pertama kalinya dalam KTT BRICS sebagai anggota penuh BRICS.

Dalam pembukaan KTT, Presiden Lula pun menyambut secara khusus kehadiran Presiden Prabowo.

Baca juga: Di BRICS, Prabowo tegaskan komitmen Indonesia dukung perdamaian dunia

KTT Ke-17 BRICS di Rio de Janeiro dihadiri para pendiri BRICS, yaitu Presiden Brazil Luiz Inácio Lula da Silva, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov, Perdana Menteri India Narendra Modi, dan Perdana Menteri China Li, kemudian perwakilan dari anggota penuh lainnya, yaitu Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa, Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed, Perdana Menteri Mesir Mustafa Madbouly, Presiden Uni Emirat Arab Khalid bin Mohamed bin Zayed al Nahyan, Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto, dan Menteri Luar Negeri Iran Seyed Abbas Aragchi.

Presiden Prabowo berbicara pada urutan ke-6 setelah PM China saat KTT Ke-17 BRICS berlangsung, Minggu.

Hasil dari KTT Ke-17 BRICS itu kemudian terangkum dalam Deklarasi Rio de Janeiro, yang beberapa poinnya menyoroti pentingnya memperkuat multilateralisme, mewujudkan keadilan pada tatanan global, dan negara-negara BRICS juga sepakat untuk mengecam krisis kemanusiaan di Gaza akibat serangan militer Israel.

Dalam Deklarasi Rio, negara-negara BRICS mengecam aksi Israel yang menggunakan kelaparan sebagai senjata untuk warga Palestina di Gaza.

Baca juga: Presiden Prabowo usul South-South Economic Compact di KTT Ke-17 BRICS

Baca juga: Deklarasi Rio: BRICS serukan reformasi global demi dunia lebih adil

Pewarta: Genta Tenri Mawangi/Andi Firdaus
Editor: Didik Kusbiantoro
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |