Banda Aceh (ANTARA) -
Kopi Leuser mengadakan penggalangan donasi melalui penjualan bubuk dan biji kopi yang hasilnya akan digunakan untuk kampanye serta mitigasi konflik antara gajah dan manusia di Kabupaten Pidie, Aceh.
Pemilik usaha Kopi Leuser Danurfan, di Banda Aceh, Rabu, mengatakan bahwa inisiatif ini selaras dengan konsep kedainya yang mengusung prinsip jualan sambil berkontribusi terhadap lingkungan serta pelestarian satwa dan alam di Aceh.
“Alasan mendasarnya untuk isu konflik satwa liar dan manusia yang terjadi saat ini di Pidie karena kejadian ini sudah berlangsung lama dan sering,” katanya.
Ia menjelaskan donasi tersebut telah dibuka sejak Senin (23/2) hingga Kamis (27/2) besok dan akan disalurkan kepada tim patroli Masyarakat Peduli Konflik Gajah (MPKG) Pidie.
“Donasi tersebut akan digunakan untuk tambahan tim patroli gajah liar dan kebutuhan lainnya seperti alat penanganan mitigasi konflik gajah,” katanya.
Baca juga: Seorang warga di Pidie Aceh jadi korban amukan gajah liar
Ia mengatakan konflik gajah dan manusia di Pidie telah terjadi dalam kurun waktu yang lama. Puluhan hektare tanaman masyarakat setempat rusak dan gagal panen akibat dilewati gajah liar.
Sementara MPKG di Pidie baru dibentuk tahun 2021. Namun, menurut Danurfan, kondisi tim tersebut masih sangat memprihatinkan dan membutuhkan perhatian dari berbagai pihak dalam upaya menggiring gajah kembali ke habitatnya.
“Mereka sangat kewalahan di lapangan karena bekerja dari pagi hingga pagi esok saat menggiring gajah liar agar kembali ke habitatnya, karena 80 persen populasi gajah berada di luar area kawasan konservasi,” katanya.
Atas dasar itu, Danurfan berinisiatif membuka donasi melalui penjualan bubuk dan biji kopi berukuran 250 gram seharga Rp85 ribu, dengan Rp15 ribu dari setiap penjualan dialokasikan untuk donasi.
Baca juga: Pemkab Aceh Barat laporkan gangguan gajah di pemukiman warga ke BKSDA
Hingga saat ini, kata dia, donasi yang berhasil dikumpulkan melalui penjualan Kopi Leuser mencapai Rp917 ribu.
“Untuk saat ini donasi yang terkumpul berjumlah Rp577 ribu dan logistik Rp340 ribu,” katanya.
Ia berharap kegiatan ini dapat menjadi atensi bagi Pemprov Aceh agar memprioritaskan isu konservasi, pelestarian alam, dan satwa lindung dalam setiap kebijakan.
Ia juga mengajak masyarakat untuk bersama-sama menunjukkan empati terhadap warga daerah Tanah Rencong itu yang tengah mengalami konflik dengan satwa liar gajah di Pidie.
Baca juga: Petani di Aceh Tenggara tewas diserang kawanan gajah di kebun kemiri
“Harapan ke pemerintahan Aceh yang sekarang ini, agar lebih bisa menjadikan isu konservasi, pelestarian alam, satwa lebih prioritas, masyarakat pinggiran hutan juga disejahterakan agar tidak merambah kembali habitat gajah,” katanya.
Pewarta: Khalis/Nurul
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2025