Konsep terpadu belanja dan kuliner jadi tren ritel modern

4 weeks ago 5

Jakarta (ANTARA) - Tren integrasi antara pusat belanja grosir dan area kuliner semakin berkembang di sektor ritel modern Indonesia.

Hal ini terlihat dari langkah strategis PT Lotte Shopping Indonesia yang meresmikan kembali Lotte Mart Wholesale Bali dengan konsep baru di Denpasar Selatan.

Mengusung pendekatan one stop to shop, eat & chill, gerai yang berlokasi di jalur utama Bypass Ngurah Rai itu dirancang untuk tidak hanya melayani konsumen ritel, tetapi juga pelaku usaha kecil menengah (UKM) serta wisatawan domestik dan mancanegara.

"Bali adalah pusat pariwisata internasional dengan basis pelanggan yang sangat beragam. Relaunch ini merupakan langkah untuk menghadirkan destinasi belanja dan kuliner terpadu,” ujar President Director PT Lotte Shopping Indonesia, Kim Tae Hoon, dalam keterangannya pada Kamis.

Konsep terpadu ini diterapkan melalui penyediaan lebih dari 20.000 jenis produk kebutuhan, mulai dari bahan pokok, produk segar, hingga barang impor, serta kehadiran pusat kuliner internasional dalam satu lokasi.

Baca juga: Unilever Food Solutions Mengungkap Tren Utama untuk Future Menus 2025: Bangkitnya Cita Rasa Asia di Pasar Bisnis Kuliner Global

Area ini juga dilengkapi dengan layanan bagi pelaku usaha profesional, seperti pengiriman gratis, sistem pembayaran tempo hingga 50 hari, serta tenaga penjualan khusus.

Langkah tersebut sejalan dengan perubahan perilaku konsumen yang kini mencari efisiensi waktu dan kenyamanan dalam satu tempat. Tidak hanya untuk berbelanja, konsumen juga diharapkan dapat menikmati makanan siap saji dan bersantai dalam area yang sama.

Salah satu fitur baru yang dihadirkan adalah Yorihada Kitchen, penyedia makanan khas Korea seperti kimbab, tteokbokki, dan K-Pizza, yang sebelumnya telah populer di Jakarta. Di sisi lain, Koffea Café & Bakery menghadirkan pilihan roti dan pastry, termasuk roti kacang merah asin yang menjadi ciri khasnya.

“Kami ingin menjangkau segmen yang lebih luas, termasuk komunitas internasional, wisatawan, dan pemilik usaha seperti hotel, restoran, dan kafe,” kata Kim Tae Hoon.

Ritel modern saat ini tidak hanya bersaing dalam hal harga dan kelengkapan produk, tetapi juga dalam penyediaan pengalaman berbelanja.

Konsep yang menggabungkan belanja grosir dan kuliner dinilai mampu meningkatkan daya tarik pusat perbelanjaan sekaligus memperpanjang waktu kunjungan pelanggan di lokasi. Dengan pendekatan baru ini, diharapkan ekosistem pariwisata kian meningkat.

Baca juga: GoFood rilis "Tren Surga Makanan", kuliner yang diminati 2024-2025

Baca juga: Ini makanan yang akan tren di Indonesia setahun ke depan

Baca juga: Kemenekraf proyeksikan tiga tren ekonomi kreatif di 2025

Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Mahmudah
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |