Komisi I segera undang TNI terkait pemusnahan amunisi di Garut

4 hours ago 2

Jakarta (ANTARA) - Ketua Komisi I DPR RI Utut Adianto mengatakan Komisi I segera mengundang jajaran TNI untuk dimintai penjelasan soal insiden dalam pemusnahan amunisi milik TNI di Garut, Jawa Barat, yang menyebabkan 13 orang meninggal dunia.

"Ya nanti kami undang panglima, pangdam, danrem yang bertugas di sana, dan komandan-komandan lapangan," kata Utut di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu.

Utut belum bisa memastikan kapan Komisi I akan mengundang pihak TNI untuk memberikan penjelasan, namun dia mengatakan hal tersebut akan dilakukan secepatnya sehingga pencegahan kejadian serupa bisa dilakukan secepatnya.

"Kapan kami memanggil? Kami akan segera, tentu mudah-mudahan sebelum masa sidang ini. Kalau sudah masa sidang depan kan nanti sudah apa namanya Ini bukan soal hangat atau tidak, tapi ini soal kemanusiaan dan soal strategi," ujarnya

Lebih lanjut Utut mengatakan insiden ledakan amunisi sudah terjadi sebanyak enam kali dan dia berharap kejadian di Garut menjadi insiden yang terakhir.

Dia juga menegaskan bahwa fokus Komisi I DPR RI adalah membuat perbaikan demi mencegah terulangnya kejadian serupa, bukan mencari siapa yang harus disalahkan dalam insiden tersebut.

"Nanti biar Kepala Staf Angkatan Darat dan Pangdam Siliwangi untuk menjelaskan ini. Kita akan meminta beliau mudah-mudahan ini yang
terakhir kali terjadi. Kita tentu mengharapkan semuanya itu yang berhubungan dengan amunisi dilakukan dengan proper," tuturnya.

Sebelumnya, Kepala Dinas Penerangan TNI AD (Kadispenad) Brigjen TNI Wahyu Yudhayana mengatakan bahwa peristiwa nahas itu terjadi ketika TNI AD melakukan pemusnahan amunisi.

Pemusnahan ini oleh jajaran Gudang Pusat Amunisi III Pusat Peralatan TNI AD di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Senin (12/5) pukul 09.30 WIB.

"Pada awal kegiatan secara prosedur telah ada pengecekan terhadap personel maupun yang berkaitan dengan lokasi peledakan. Semuanya dinyatakan dalam keadaan aman," kata Brigjen TNI Wahyu.

Personel lantas buat dua lubang sumur untuk dimasukkan amunisi milik TNI AD yang akan dimusnahkan.

Setelah lubang tersebut dibuat, kemudian dimasukkan amunisi yang akan dimusnahkan, lalu lubang tersebut diledakkan oleh personel TNI AD dengan detonator.

"Peledakan di dua sumur ini berjalan dengan sempurna dalam kondisi aman," kata Brigjen TNI Wahyu.

Setelah itu, personel mengisi satu lubang yang telah disiapkan untuk menghancurkan detonator yang sebelumnya dipakai untuk meledakkan dua lubang sumur.

Detonator itu dimasukkan ke dalam lubang, lanjut Brigjen TNI Wahyu, untuk dimusnahkan dengan cara yang sama dengan pemusnahan amunisi sebelumnya.

"Saat tim penyusun amunisi menyusun detonator di dalam lubang tersebut, secara tiba-tiba terjadi ledakan dari dalam lubang," kata Kadispenad.

Ledakan tersebut menyebabkan 13 orang meninggal dunia. Dari 13 orang itu, empat orang merupakan anggota TNI dan lainnya warga sipil.

Baca juga: Komisi I soal Garut: Tak perlu aturan baru, patuhi prosedur yang ada

Baca juga: JDS sebut pemusnahan amunisi harus sesuai dengan SOP yang berlaku

Pewarta: Fianda Sjofjan Rassat
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |