Surabaya (ANTARA) - Ketua Umum PP Muslimat Nahdlatul Ulama Khofifah Indar Parawansa menekankan pentingnya pengajaran Science, Technology, Engineering, and Mathematics (STEM) dan pemenuhan gizi sebagai pendekatan strategis dalam membangun kompetensi bagi Generasi Emas 2045.
Hal tersebut dikatakan Khofifah saat menjadi narasumber dalam Kongres Pendidikan Nahdlatul Ulama yang digelar PBNU dalam rangka Harlah Ke-102 NU di Jakarta, Rabu, seperti keterangan diterima di Surabaya.
Dalam kongres yang mengangkat tema Transformasi Pendidikan Menuju Indonesia Emas 2045 dan Kemaslahatan Umat Manusia tersebut, Khofifah mengatakan konsep pengajaran STEM akan mengajak para anak didik untuk berpikir kritis, mengembangkan kreativitas, adaptif pada teknologi dan inovasi serta terbiasa untuk praktik memecahkan masalah sehingga terbentuk pola pikir sebagai problem solver.
“Konsep pengajaran STEM mengajarkan anak didik untuk berpikir kritis, mengembangkan kreativitas, adaptif terhadap teknologi dan inovasi, serta terbiasa mempraktikkan pemecahan masalah. Ini akan membentuk pola pikir sebagai problem solver yang sangat dibutuhkan untuk menghadapi tantangan global,” ujarnya.
Di depan tamu yang hadir mulai dari Rektor Perguruan Tinggi NU, Pengurus Wilayah LP Ma'arif, Pimpinan Pondok Pesantren juga Pengurus RMI PBNU Khofifah mengutip data bahwa rata-rata IQ anak-anak Indonesia menurut world population review (2024 updated) yang berada di angka 78,49.
Rerata IQ anak-anak Indonesia ini ditegaskannya perlu didorong untuk mengejar seperti negara tetangga lainnya seperti Singapura (105,89) rangking 3 dunia, sementara Malaysia (87,58) peringkat 73.
“Kita terpaksa membuat persandingan ini supaya ke depan pendidikan kita semakin maju dengan terus mendorong pengembangan kurikulum, kualitas guru, juga sarana prasarana pendidikan kita,” katanya.
Baca juga: Khofifah: Sinergi NU dan umat kunci wujudkan Indonesia yang maslahat
Khofifah menambahkan bahwa upaya peningkatan kualitas pendidikan harus dimulai sejak dini. Ia menekankan pentingnya perhatian pada hari pertama kehidupan, bukan hanya hari pertama kelahiran.
“Sebanyak 80 persen kecerdasan anak terbentuk pada hari pertama kehidupan. Oleh karena itu, perhatian pada gizi anak sejak dalam kandungan hingga usia dini sangatlah krusial,” jelasnya.
Dalam konteks ini, Khofifah juga menyinggung Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang menurutnya sangat efektif untuk anak-anak, terutama dalam rangka mendorong peningkatan IQ anak.
“Asupan protein dan kalori yang cukup menjadi sangat penting. Saya sering ke daerah pinggiran dan pedalaman dan melihat langsung bagaimana warga pedalaman berupaya memenuhi kebutuhan gizi mereka dan itu tidak mudah. Maka program ini sangat baik ketika kita ingin membangun generasi yang berkualitas,” katanya.
Ia mengungkapkan bahwa sebelum Presiden Prabowo Subianto dilantik, ia sempat berdiskusi dan menyampaikan agar program MBG bisa turut menyasar anak-anak di jenjang Raudhatul Athfal (RA). Hal ini penting untuk memastikan kecukupan gizi anak sejak dini.
“Dan apa yang dilakukan melalui program MBG ini sejatinya ada referensinya sebagaimana dilakukan di dapur umum Syekh Abdul Qadir Al-Jailani di Baghdad yang sudah berjalan selama 900 tahun,” kata Khofifah.
Dapur ini, tambah dia, memberikan makanan bergizi gratis setiap hari dua kali kepada masyarakat dhuafa dan fuqoro. Ini adalah contoh nyata bagaimana perhatian terhadap gizi dapat menjadi tradisi yang kuat dan berkelanjutan.
Di sisi lain, ia juga menyinggung posisi Indonesia yang berada di peringkat 27 atau meningkat tujuh poin dalam daya saing global. Hal ini harus menjadi semangat bersama dimana kualitas SDM generasi bangsa harus didorong peningkatannya di segala lini.
“Kita harus menjaga dan terus meningkatkan daya saing bangsa. Pendidikan yang berkualitas dan gizi yang baik adalah langkah strategis untuk mencapainya,” katanya.
Baca juga: Khofifah usulkan Raudhatul Athfal ikut disentuh program MBG
Baca juga: PP Muslimat NU undang KH Yahya beri pengarahan di Kongres XVIII
Pewarta: Willi Irawan
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2025