Yogyakarta (ANTARA) - Kementerian Pekerjaan Umum (PU) menggandeng Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah untuk memperkuat sinergi pembangunan di sektor pendidikan, sosial, peribadatan, dan kesehatan.
Kerja sama itu ditandai penandatanganan nota kesepakatan bersama (MoU) oleh Menteri PU Dody Hanggodo dan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir di Kantor PP Muhammadiyah, Yogyakarta, Selasa.
"Hari ini kita buka lembaran baru lagi dengan Muhammadiyah, utamanya mendukung misi-misi besar Muhammadiyah untuk mengentaskan masyarakat yang masih tertinggal. Ini bukanlah sekadar seremonial, namun merupakan bentuk sinergi kuat untuk masa depan," ujar Dody Hanggodo.
Menteri Dody mengapresiasi arah gerak Muhammadiyah dalam membangun negeri.
Baca juga: Menteri PU: Bendungan Jragung perkuat jaringan irigasi di Jawa Tengah
Menurutnya, Muhammadiyah sebagai organisasi besar telah berhasil mengukir tinta emas untuk negeri serta mampu membawa kepercayaan dan amanah bagi masyarakat.
"Muhammadiyah tidak hanya memberikan pelayanan, namun juga menunjukkan kepercayaan terhadap masyarakat. Inilah yang membuat kerja sama ini menjadi spesial," kata Dody.
Sementara itu, Haedar Nashir menyatakan bahwa PP Muhammadiyah memahami bahwa negara telah memiliki komitmen yang kuat untuk meraih cita-cita kebangsaan.
"Maka, ketika pendiri bangsa meletakkan pondasi konstitusinya, itu merupakan wujud dari pahamnya para pendiri bangsa bahwa negara harus hadir dalam usaha mencerdaskan dan menyejahterakan masyarakat," kata Haedar.
Baca juga: Menteri PU: Bendungan Bulango Ulu dukung ketahanan pangan
Mengutip pernyataan Dr. Soepomo yang dikenal sebagai tokoh penting perumus UUD 1945, Haedar menegaskan bahwa dalam upaya membangun negeri, Muhammadiyah sejak dulu menekankan keinginan untuk melakukan pembangunan yang berjiwa dan berkarakter.
"Muhammadiyah sejak awal ingin meletakkan pondasi Indonesia yang berjiwa, Indonesia yang bersukma. Indonesia yang ingin kita bangun itu Indonesia yang bernyawa bukan hanya membangun raga dan fisik semata," ujarnya.
Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Zaenal Abidin
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.