Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak terus berkoordinasi mendalami kasus dugaan pelecehan seksual oleh seorang dokter kandungan terhadap ibu hamil di Garut, Jawa Barat.
"Hasil koordinasi dengan Kadis PPPA (Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak) Garut terkait kasus pelecehan seksual di klinik KH, korban akan dilakukan penjangkauan untuk kepentingan asesmen," kata Asisten Deputi Penyediaan Layanan Perempuan Korban Kekerasan Deputi Bidang Perlindungan Hak Perempuan KemenPPPA Ratna Oeni Cholifah saat dihubungi di Jakarta, Rabu.
Ratna Oeni Cholifah mengatakan bahwa terduga pelaku berinisial MSF kini sudah tidak praktik lagi di Klinik KH, RS AQ, maupun di RSUD M.
Berdasarkan informasi yang diperoleh KemenPPPA pada 2024, terduga pelaku pernah mendapatkan kekerasan oleh suami korban karena marah istrinya dilecehkan, namun kemudian kasusnya berakhir damai.
Baca juga: Menteri PPPA minta Kemenkes tingkatkan perlindungan pasien
"Beberapa bulan lalu pada 2024, (terduga) pelaku pernah ditonjok sama suami pasien, namun berakhir damai. Saat ini, karena (jumlah) korban banyak, (kasus) diangkat kembali," kata Ratna Oeni Cholifah.
Sebelumnya diwartakan, seorang dokter kandungan diduga melakukan pelecehan seksual terhadap pasiennya di sebuah klinik kesehatan swasta di Garut, Jawa Barat.
Peristiwa diduga terjadi pada 20 Juni 2024.
Video rekaman CCTV yang memperlihatkan pelecehan tersebut beredar luas di media sosial.
Polres Garut masih menyelidiki kasus ini.
Baca juga: Dedi Mulyadi: Cabut izin dan gelar dokter viral pelecehan pasien Garut
Baca juga: Sahroni desak polisi tangkap dokter diduga lecehkan pasien di Garut
Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2025