Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan tengah memperkuat pengembangan industri kecil menengah (IKM) sektor wastra di pelosok Indonesia, mengingat industri ini memiliki nilai tinggi karena perpaduan antara kearifan lokal dan kreativitas.
"Salah satu upaya yang kami lakukan bersama pemerintah daerah dalam mengembangkan industri wastra nasional adalah dengan melakukan pengembangan sentra IKM wastra di pelosok Tanah Air agar semakin berdaya saing," kata Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin Reni Yanita di Jakarta, Senin.
Sebagai salah satu bukti pengembangan IKM wastra di pelosok, pihaknya telah meresmikan Sentra IKM Tenun Sambaliung di Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Timur.
Pengembangan sentra IKM itu merupakan kolaborasi Kemenperin dengan Pemkab Berau sebagai upaya dalam memaksimalkan potensi industri tenun lokal yang menggunakan skema pendanaan Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang IKM tahun 2022 dan 2024.
Sentra yang berlokasi di Sukun Tengah, Kecamatan Sambaliung, Kabupaten Berau tersebut telah membina sebanyak 22 IKM tenun yang dilakukan oleh Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan Kabupaten Berau.
"Pengembangan sentra bertujuan untuk mendukung pelaku IKM melalui berbagai layanan seperti fasilitasi produksi dengan mesin dan peralatan terbaru, standardisasi produk, hingga bantuan promosi dan pemasaran," kata Reni.
Pengembangan sentra ini juga merupakan langkah nyata pemerintah dalam mengembangkan ekosistem sentra IKM Tenun Sambaliung di Kabupaten Berau.
Dirjen IKMA mengungkapkan, pengembangan sentra tidak terlepas dari potensi industri wastra yang dapat menjadi salah satu sektor industri yang menerapkan prinsip ramah lingkungan melalui konsep slow fashion dalam proses bisnisnya.
Saat ini sedang berkembang gerakan sustainable fashion atau fesyen berkelanjutan di tengah gencarnya tren fast fashion.
"Industri wastra nusantara hadir bukan hanya sebagai produk budaya, melainkan juga sebagai solusi yang proses pembuatannya sarat akan nilai kearifan lokal, penggunaan bahan alami, serta filosofi yang terkandung di dalamnya menjadikan wastra sangat sejalan dengan konsep slow fashion," kata Reni.
Lebih lanjut, Dirjen IKMA menekankan tentang menjadikan industri wastra sebagai sektor fesyen yang menekankan kualitas, keberlanjutan, dan keadilan bagi setiap pihak.
Hal ini juga sebagai bagian dari upaya Kemenperin mendorong industri tenun sebagai salah satu bagian dari subsektor industri tekstil nasional yang memiliki potensi besar di Indonesia.
"Sebagai sektor industri yang digeluti oleh para perajin, industri tenun tidak hanya berperan dalam mempertahankan tradisi, tetapi juga berkontribusi pada pengembangan ekonomi keluarga," ujar Reni.
Baca juga: Kemenperin sebut industri wastra RI semakin diminati konsumen global
Baca juga: KJRI Toronto promosikan budaya Indonesia lewat pameran wastra kebaya
Baca juga: Kemenperin sebut regenerasi perajin jadi tantangan di industri wastra
Pewarta: Ahmad Muzdaffar Fauzan
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2025