Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memperluas cakupan vaksinasi hepatitis B bagi tenaga kesehatan (nakes) di Indonesia setelah lebih dari 11 ribu nakes dinyatakan reaktif berdasarkan hasil skrining yang dilakukan sejak 2003 hingga Januari 2025.
"Tenaga medis merupakan kelompok yang sangat rentan, maka vaksinasi kami dorong lebih luas agar mereka terlindungi," kata Direktur Penyakit Menular Kemenkes Ina Agustina Isturini dalam siaran daring Temu Media "Bergerak Bersama Putuskan Penularan Hepatitis" yang diikuti di Jakarta, Selasa.
Ina memaparkan bahwa dari total 641.818 nakes yang telah menjalani skrining, sebanyak 349.183 orang sudah mendapatkan vaksin hepatitis B.
Selain itu, Kemenkes juga melakukan skrining lanjutan untuk menilai keberadaan antibodi pada nakes. Hasilnya, sekitar 25 persen dari mereka diketahui telah memiliki antibodi hepatitis B secara alami maupun pasca-vaksinasi.
“Untuk nakes yang hasil tesnya reaktif, sebanyak 11.154 orang telah mendapatkan pengobatan antivirus sesuai protokol nasional,” ujarnya.
Langkah ini dinilai sebagai bagian dari strategi eliminasi hepatitis melalui deteksi dini, vaksinasi, dan pengobatan yang merata, termasuk di layanan kesehatan primer dan sekunder.
"Proteksi bagi tenaga kesehatan adalah bagian dari sistem ketahanan kesehatan nasional yang tidak boleh diabaikan," kata Ina menegaskan.
Baca juga: Vaksinasi Hepatitis B diperlukan untuk mencegah kanker hati
Baca juga: Indonesia perkuat strategi eliminasi hepatitis B dan C pada 2030
Baca juga: Kemenkes: Hepatitis B dominan ditularkan transmisi dari ibu ke anak
Pewarta: M. Riezko Bima Elko Prasetyo
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.