Kemenkes: Beli obat di Arab Saudi sebagai strategi efisiensi logistik

6 hours ago 5

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kesehatan menerapkan strategi efisiensi logistik dengan mengutamakan pembelian obat-obatan langsung di Arab Saudi selama musim haji 2025 guna menghindari penumpukan dan risiko kedaluwarsa.

Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR RI di Jakarta, Selasa, mengatakan pembelian langsung di lokasi dinilai lebih efektif dibandingkan pengiriman besar-besaran dari Indonesia.

"Selain kita kirim sekarang strateginya lebih banyak. Kalau bisa, obat dibeli di sana saja. Kalau terlalu banyak stok dari Indonesia, nanti bisa expired dan jadi temuan dalam audit. Ini strategi agar lebih efisien dan sesuai kebutuhan riil di lapangan," kata Budi.

Menurut dia, selain efisiensi logistik, pemerintah juga menjamin ketersediaan vaksin bagi seluruh jamaah. Kemenkes tahun ini mengalokasikan sebanyak 211.751 dosis vaksin meningitis dan 203.410 dosis vaksin polio untuk 203.320 calon haji reguler sesuai distribusi provinsi.

Baca juga: Dirut RS Ruslan Mataram dorong jamaah calon haji mandiri

Baca juga: Kemenkes siagakan 1.044 petugas antisipasi kesehatan pada puncak haji

Kemenkes bekerja sama dengan otoritas kesehatan Arab Saudi dan menunjuk Abeer Medical Group sebagai mitra utama pelayanan medis jamaah Indonesia. Kelompok layanan ini direkomendasikan langsung oleh pemerintah Saudi melalui sistem pemilihan khusus per negara, untuk mendukung pelayanan kesehatan selama di Tanah Suci.

"Jadi nanti kalau ada jamaah kita yang butuh rujukan, mereka langsung bisa masuk ke jaringan rumah sakit Saudi tanpa harus berjenjang. Penanganan akan lebih cepat, dan keselamatan lebih terjamin," kata Menkes.

Ia menilai langkah ini sekaligus memperkuat sistem rujukan darurat bagi jamaah yang mengalami gangguan kesehatan serius, termasuk serangan jantung dan stroke, agar dapat ditangani secara cepat di fasilitas dengan peralatan lengkap di Arab Saudi.

Kemenkes menugaskan pula tenaga kesehatan profesional secara proporsional per kloter, mulai dari Aceh hingga Papua agar pelayanan bisa maksimal sejak keberangkatan dari daerah asal hingga seluruh rangkaian ibadah haji selesai.

"Semua sudah kami pastikan, dipersiapkan manajemen risikonya, sudah baik. Ini berkat apa, dukungan dan terjadi komunikasi yang baik pula," ujarnya menegaskan.

Indonesia mendapatkan kuota 221.000 orang pada haji 2025, terdiri atas 203.320 untuk jamaah reguler dan 17.680 untuk jamaah haji khusus. Kementerian Agama mengumumkan gelombang pertama keberangkatan akan dijadwalkan mulai 2 Mei 2025.*

Baca juga: Kemenkes perketat pemeriksaan kesehatan jamaah tekan kematian haji

Baca juga: Menag minta petugas haji layani jamaah dengan penuh keikhlasan

Pewarta: M. Riezko Bima Elko Prasetyo
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |