Pakar: Dibutuhkan pemimpin dunia peduli isu kemanusiaan seperti Paus

7 hours ago 4
Ini sungguh sangat kita butuhkan dalam situasi geopolitik yang seperti sekarang ini, yang mungkin ada sejumlah negara besar yang pemimpinnya tidak berpihak pada isu kemanusiaan maupun perdamaian

Jakarta (ANTARA) - Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia (UI) Hikmahanto Juwana menilai sosok pemimpin negara di dunia yang memiliki kepedulian terhadap isu kemanusiaan, seperti Paus Fransiskus, amat dibutuhkan di tengah situasi geopolitik saat ini.

"Ini sungguh sangat kita butuhkan dalam situasi geopolitik yang seperti sekarang ini, yang mungkin ada sejumlah negara besar yang pemimpinnya tidak berpihak pada isu kemanusiaan maupun perdamaian," kata Hikmahanto.

Hal itu disampaikannya dalam diskusi Dialektika Demokrasi bertajuk "Mengenang Kesederhanaan Paus Fransiskus, Gong Bapak Suci untuk Perdamaian Israel-Palestina" di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa.

Dia pun menekankan pentingnya konsensus global untuk menghentikan kekerasan, sebagaimana pesan Paus Fransiskus.

"Saya setuju dengan apa yang selalu diserukan oleh konsensus bahwa perdamaian itu harus ada, harus ada, jangan selalu menggunakan senjata," ucap pengamat hubungan internasional itu.

Terkait konflik Israel-Palestina, dia menilai sikap Vatikan yang konsisten membela perdamaian dan kemanusiaan menjadi suara penting di tengah konflik yang kian mengarah pada genosida.

"Keberpihakan Paus Fransiskus terhadap perdamaian dan kemanusiaan sungguh luar biasa. Kesederhanaannya dan ketegasannya dalam menyuarakan nilai-nilai moral justru membuat para pemimpin Israel merasa terancam," ujarnya.

Lebih jauh, dia memandang bahwa konflik antara Israel dengan Palestina sebenarnya bukan masalah menyangkut agama, melainkan masalah tanah.

Dia juga menilai serangan Israel ke Gaza kini tak lagi hanya soal balasan terhadap serangan 7 Oktober 2023, melainkan sudah mengarah kepada pembersihan etnis.

"Perang ini sudah mengarah pada genosida, etnis cleansing. Bukan sekadar membalas dendam, tapi juga untuk menghabisi Hamas dan menguasai Gaza, seperti mereka menguasai Tepi Barat," paparnya

Hikmahanto juga menyoroti pergeseran sikap sejumlah negara Eropa yang mulai memberi dukungan pengakuan terhadap Palestina, sebaliknya dia mengkritik keras dukungan politik Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang mendukung Israel.

Menurut dia, absennya delegasi Israel dalam pemakaman seorang tokoh Vatikan menjadi indikasi nyata bahwa seruan Vatikan tidak diterima dengan tangan terbuka oleh pemerintah Israel.

"Keberpihakan terhadap kemanusiaan dan perdamaian ini justru dikhawatirkan oleh para petinggi pejabat di Israel dan kita tahu buktinya bahwa tidak ada satu delegasi pun dari Israel yang hadir dalam pemakaman. Presiden Amerika Serikat hadir, Presiden Perancis hadir, bahkan Presiden Zelensky hadir," katanya.

Terkait rencana pemerintah Indonesia untuk mengevakuasi 1.000 warga dari Gaza, dia memberikan catatan penting agar evakuasi tidak dijadikan alat yang memuluskan Israel untuk mengosongkan Gaza.

Paus Fransiskus, lanjut dia, juga selalu menyerukan tentang "two statement solution" sebagaimana posisi yang diambil Indonesia terkait Palestina.

Terakhir, dia mengapresiasi konsistensi Paus Fransiskus dalam menyerukan perlindungan terhadap kelompok perempuan dan anak-anak Palestina.

"Karena apa Israel terus menyerang anak-anak karena suatu hari nanti mereka akan menjadi para pejuang yang akan melawan Israel, maka kenapa para perempuan harus dihabisi karena mereka yang bisa melahirkan anak-anak yang suatu hari nanti akan memperjuangkan tanahnya," kata dia.

Baca juga: Komisi I DPR: Penting teladani empati hingga dialog inklusif dari Paus

Baca juga: Utusan khusus sampaikan pesan Presiden saat pemakaman Paus Fransikus

Pewarta: Melalusa Susthira Khalida
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |