Kemenhut proses "biobank" untuk tingkatkan populasi badak jawa

2 weeks ago 4

Jakarta (ANTARA) - Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni mengatakan pemerintah tengah memproses implementasi asistensi teknologi untuk meningkatkan populasi satwa terancam punah termasuk badak jawa (Rhinoceros sondaicus) dengan bantuan bank hayati (biobank).

Dalam peringatan Hari Badak Sedunia 2025 di Jakarta, Senin, Menhut Raja Juli menyampaikan populasi badak jawa yang tersisa berada di kisaran 87 sampai 100 individu di habitat alaminya, serupa dengan kondisi badak sumatra (Dicerorhinus sumatrensis).

"Seperti teman-teman ketahui, kami sudah bekerja sama dengan IPB untuk membuat biobank. Termasuk mengintroduksi ART, Assisted Reproductive Technology, kira-kira sederhananya adalah bayi tabung badak," katanya.

Implementasi bank hayati untuk meningkatkan populasi badak itu diperlukan mengingat populasi badak di Indonesia menghadapi sejumlah tantangan. Mulai dari ancaman perburuan ilegal hingga kehilangan habitat karena alih fungsi lahan.

Baca juga: Hari Badak, Menhut ingatkan spesies badak adalah harga diri Indonesia
Baca juga: Kemenhut gunakan teknologi dan biobank selamatkan satwa terancam punah

Terkhusus badak jawa, kajian Kemenhut memperlihatkan keterbatasan daya dukung habitat, rendahnya keragaman genetik, serta tingkat inbreeding atau perkawinan sedarah mencapai 58,5 persen.

Population Viability Analysis (PVA) bahkan memprediksi spesies ini bisa punah dalam waktu kurang dari 50 tahun tanpa intervensi nyata.

Untuk mendukung hal tersebut, translokasi badak jawa kini tengah dipersiapkan di Taman Nasional Ujung Kulon untuk memindahkan sepasang jantan dan betina ke Javan Rhino Study and Conservation Area (JRSCA) yang masih berada di kawasan konservasi tersebut.

Translokasi yang dilakukan bersama TNI dan Yayasan Badak Indonesia (YABI) itu diluncurkan pada awal September 2025 dalam nama Operasi Merah Putih.

"Jadi kalau tidak dimungkinkan ada perkawinan di habitatnya, kalau ada ancaman untuk inbreeding karena memang sudah terbatas, maka kita bisa silangkan perkawinan yang disilangkan sehingga anaknya akan lebih baik dan jauh dari penyakit," demikian Raja Juli Antoni.

Baca juga: Kemenhut: Populasi badak jawa dan sumatera tersisa sekitar 100 ekor
Baca juga: Kemenhut pastikan translokasi Badak Jawa tetap dalam kawasan TNUK

Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |