Surabaya (ANTARA) - Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nanang Avianto memerintahkan seluruh jajaran kepolisian di wilayahnya melakukan pendataan dan pengecekan menyeluruh terhadap bangunan pondok pesantren (ponpes) untuk mencegah terulangnya peristiwa ambruknya bangunan pesantren seperti di Pesantren Al-Khpziny, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur (29/9).
"Kami menegaskan bahwa pembangunan apapun harus memiliki perencanaan dan pengawasan yang matang agar kejadian serupa tidak terulang. Dari sekian banyak bangunan, masih ditemukan sejumlah pondok yang tidak memenuhi standar konstruksi, dan hal ini sangat memprihatinkan,” kata Nanang di Surabaya, Rabu malam.
Menurutnya, keselamatan santri dan masyarakat menjadi prioritas utama. Karena itu, Polda Jawa Timur akan melakukan pendataan dan pengecekan ulang terhadap seluruh bangunan pondok pesantren yang ada di Jatim.
Baca juga: Polda Jatim periksa 17 saksi kasus robohnya Ponpes Al Khoziny
“Langkah ini akan kami lakukan bersama pemerintah daerah, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), dan tim ahli untuk melakukan risk assessment atau penilaian risiko terhadap kelayakan bangunan. Jika ditemukan gedung yang tidak layak, maka akan dilakukan perbaikan atau penutupan sementara,” ujarnya.
Selain aspek teknis, Kapolda Jatim juga menegaskan komitmen penegakan hukum terhadap pihak-pihak yang lalai dalam proses pembangunan hingga mengakibatkan korban jiwa.
"Setiap orang memiliki kedudukan yang sama di hadapan hukum. Oleh karena itu, siapa pun yang terbukti bertanggung jawab akan dimintai pertanggungjawaban hukum sesuai ketentuan yang berlaku,” kata Nanang.
Irjen Nanang menambahkan pihaknya menjunjung tinggi prinsip bahwa Indonesia adalah negara hukum. Karena itu, seluruh proses pemeriksaan dan penindakan akan dilakukan secara transparan dan sesuai prosedur yang berlaku.
Baca juga: Khofifah puji kecepatan DVI Polda Jatim identifikasi korban Al Khoziny
Ia berharap semua pihak, baik pengelola pondok, pemerintah daerah, maupun masyarakat, dapat berperan aktif dalam memastikan setiap bangunan pendidikan keagamaan memenuhi standar keselamatan konstruksi.
"Kami berharap seluruh pihak memperbaiki sistem perencanaan dan pengawasan agar keselamatan santri dan masyarakat terjamin,” katanya.
Hingga Rabu (8/10/2025) pukul 19.00 WIB, Dinas Kesehatan Provinsi Jatim melaporkan Jumlah Korban Bangunan Ambruk di Ponpes Al Khoziny Sidoarjo mencapai 165 orang dan 5 body part belum teridentifikasi. Ke-165 korban itu meliputi Pasien Rawat Inap (3 orang), Pasien sudah pulang (100 orang), Korban pulang tanpa membutuhkan perawatan (1 orang), dan Meninggal (61 orang).
Selain Tim DVI Rumah Sakit Bhayangkara Polda Jatim dan Dinas Kesehatan Jatim, penanganan jenazah korban juga didukung Tim NU Peduli Al-Khoziny yang bertugas membantu pemulasaran jenazah (menyucikan, mengkafani, shalat jenazah, dan menyediakan mobil ambulans Lazisnu untuk mengantar jenazah ke rumah duka) hingga tahlil dan doa bersama setiap malam. Tim NU Peduli Al-Khoziny yang bertugas di RS Bhayangkara Polda Jatim meliputi NU CARE-Lazisnu, LPBI, LKNU, RMI, dan CBP IPNU dari PWNU dan PCNU Surabaya/Sidoarjo.
Pewarta: Willi Irawan
Editor: Edy M Yakub
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.