Indonesia peringkat tertinggi KB pascapersalinan tingkat Asia-Pasifik

1 hour ago 3

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/BKKBN menyampaikan keberhasilan capaian peringkat tertinggi KB pascapersalinan tingkat Asia-Pasifik.

Sekretaris Kemendukbangga/BKKBN Budi Setiyono menyampaikan hal tersebut pada forum Asia Pasifik Keluarga Berencana (KB) 2030 di Nusa Dua, Bali, Rabu. Kegiatan tersebut akan diselenggarakan hingga 10 Oktober 2025 mendatang.

"Keberhasilan ini mencerminkan komitmen kuat pemerintah dalam mengintegrasikan layanan KB ke dalam sistem kesehatan ibu dan anak, sekaligus menunjukkan peran kepemimpinan Indonesia di tingkat regional dalam bidang Keluarga Berencana," kata Budi dalam keterangan resmi di Jakarta.

Menurutnya, meski kawasan Asia dan Pasifik masih menghadapi berbagai tantangan dalam bidang keluarga berencana dan kependudukan yang memerlukan komitmen bersama lintas sektor, namun Budi menegaskan bahwa kawasan ini juga telah menunjukkan kemajuan yang signifikan.

Salah satu capaian penting yakni semakin diakuinya keluarga berencana bukan sekadar isu kesehatan reproduksi, melainkan juga isu fundamental yang berkaitan dengan tata kelola demografi, hak asasi manusia, kesehatan, kesetaraan gender, serta pembangunan berkelanjutan.

Budi mengatakan, Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto semakin menegaskan komitmennya untuk membangun bangsa yang sejahtera, berkeadilan, dan tangguh di pentas internasional.

Baca juga: BKKBN minta peran aktif pemda tekan pernikahan dini

"Upaya-upaya ini memainkan peran penting dalam mengurangi stunting, mengoptimalkan tumbuh kembang anak, mencegah pernikahan dini, dan memperluas kesempatan yang setara bagi perempuan dan kaum muda untuk mencapai potensi penuh mereka," paparnya.

Selain itu, perhatian pemerintah juga menyentuh kaum lansia agar mereka tetap bisa menjalani hidup yang produktif di hari tua.

"Selama lima dekade terakhir, Indonesia telah mencapai kemajuan luar biasa dalam pengelolaan kependudukan," tuturnya.

Melalui program Pembangunan Keluarga, Kependudukan, dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana), Indonesia juga berhasil menurunkan angka kelahiran total atau Total Fertility Rate (TFR) dari 5,6 pada 1970 menjadi 2,11 pada 2024.

Program ini, termasuk di dalamnya KB, bertujuan untuk mempertahankan pertumbuhan penduduk yang seimbang pada angka TFR 2,1 sehingga membuka dan memperluas peluang bagi kemajuan sosial dan ekonomi.

"Program Bangga Kencana merupakan strategi komprehensif untuk meningkatkan sumber daya manusia dengan mendorong jarak kelahiran yang sehat dan akses yang luas terhadap kontrasepsi modern, sehingga keluarga Indonesia lebih mampu merencanakan hidup mereka," ucap Budi.

Melalui KB, para ibu juga akan mampu merawat anak-anak mereka secara optimal, mengurangi angka kematian ibu, angka kematian bayi, mencegah stunting, dan menciptakan peluang yang lebih besar bagi partisipasi perempuan dalam dunia kerja.

"Bersama-sama, hasil-hasil ini berkontribusi pada keluarga yang lebih kuat dan bangsa yang lebih produktif," ujarnya.

Baca juga: Pemerintah perkuat 196 juta penduduk produktif agar RI jadi Macan Asia

Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |