Jakarta (ANTARA) - Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) Kemendikdasmen memperkuat literasi sebagai fondasi menuju kemandirian pangan Indonesia guna menghadapi tantangan global yang kian kompleks.
Kepala Badan Bahasa Kemendikdasmen, Hafidz Muksin menyampaikan literasi bukan semata kemampuan membaca dan menulis, melainkan kecakapan hidup yang memungkinkan peserta didik berpikir kritis, bernalar, dan berinovasi, terutama dalam membangun ekosistem pangan yang berdaulat dan berkelanjutan.
Baca juga: Pertanian terpadu di pekarangan bisa jadi pendapatan tambahan
“Kita tak bisa bicara soal ketahanan pangan tanpa menyentuh aspek literasi. Literasi membuka mata. Dari tidak tahu menjadi tahu, dari acuh menjadi peduli, dari pembaca menjadi pelaku,” ujar Hafidz dalam pernyataan tertulis di Jakarta, Selasa.
Ia menegaskan penciptaan SDM unggul menuju Indonesia Emas 2045 harus dimulai dari penguatan literasi sejak usia dini.
“Skor literasi kita masih harus diperkuat lagi. Ini bukan sekadar angka. Ini adalah alarm. Tanpa literasi, tak ada ruang bagi kreativitas dan daya cipta. Sementara masa depan akan ditentukan oleh mereka yang mampu membaca dunia, menalar perubahan, dan menuliskannya kembali dalam bentuk solusi,” tegasnya.
Sebagai langkah nyata, katanya, Badan Bahasa Kemendikdasmen siap menyusun buku-buku tematik literasi pangan dari PAUD hingga jenjang menengah yang tak hanya informatif, namun juga membangkitkan imajinasi dan rasa ingin tahu anak-anak terhadap dunia pertanian, perikanan, dan industri pangan.
“Kami ingin anak-anak memandang dunia pangan bukan sebagai beban, tapi sebagai harapan. Buku-buku ini akan menjadi pintu, membuka wawasan bahwa pertanian itu modern, penting, dan menjanjikan. Inilah kontribusi Badan Bahasa terhadap Asta Cita Presiden, khususnya dalam membangun SDM unggul dan mempercepat hilirisasi industri pangan,” imbuhnya.
Baca juga: Bertani di lahan pekarangan bisa panen sayur setiap 15 hari
Baca juga: Menteri PU: Bendungan Bulango Ulu dukung ketahanan pangan
Ia menilai ketika literasi bertemu kurikulum adaptif dan praktik industri yang konkret, ketahanan pangan Indonesia tak sekadar impian.
Sementara dalam kesempatan yang berbeda, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti juga menyoroti penguatan literasi untuk ketahanan pangan sangat relevan dengan karakter Indonesia sebagai negara agraris.
Oleh karena itu, Kemendikdasmen terus berkomitmen untuk menciptakan SDM unggul yang memiliki kompetensi profesional di bidang pertanian, pengolahan hasil pangan, serta berkomitmen untuk memajukan bangsa.
Pewarta: Hana Dewi Kinarina Kaban
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.