Jakarta (ANTARA) - Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon mengatakan bahwa gelaran "Panggung Maestro ke-9" merupakan upaya pemerintah memfasilitasi para maestro Indonesia dalam melestarikan budaya Nusantara.
"Dengan hadirnya panggung maestro ini, kita terus melestarikan budaya-budaya, ekspresi-ekspresi budaya yang ada terutama yang memang semakin langka," ujar Fadli saat ditemui dalam Panggung Maestro yang digelar di Jakarta, Selasa.
"Dan saya kira memang banyak yang menunggu momen untuk tampilnya para maestro di panggung yang kita dukung, kita fasilitasi karena pertunjukan yang dilakukan, dilaksanakan oleh para maestro ini kan terbilang jarang," imbuhnya.
Baca juga: Panggung Maestro digelar untuk dukung pelestarian kebudayaan
Para maestro tradisi yang memiliki pengalaman, pengetahuan, keterampilan di bidangnya diharapkan menjadi pemantik inspirasi bagi generasi muda.
"Dan kita berharap para maestro ini juga berbagi pengalaman dengan yang muda-muda, menurunkan ilmunya, pengetahuannya, keterampilannya, dan juga terutama ekspresi di dalam berkesenian," katanya lagi.
Tak sekadar menghadirkan pertunjukan, Panggung Maestro menurut Fadli, hal ini sekaligus bentuk apresiasi pemerintah atas kontribusi para maestro dalam melestarikan seni budaya bangsa.
Baca juga: Menbud Fadli sebut pentingnya peran maestro dalam kesinambungan budaya
"Dan ini juga sekaligus memberikan satu apresiasi kepada para maestro kita atas kontribusi mereka dalam seni budaya," tutup Menbud Fadli.
Panggung Maestro IX adalah pergelaran seni pertunjukan tradisi Nusantara yang dipersembahkan oleh Yayasan Bali Purnati bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Pengembangan, Pemanfaatan, dan Pembinaan Kebudayaan, Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia, Museum Cagar Budaya, dan Museum Nasional Indonesia.
Panggung Maestro pertama diselenggarakan pada bulan Juli 2023 dan edisi kesembilan pada 28-29 Oktober 2025 di Museum Nasional Indonesia. Panggung Maestro kali ini menghadirkan maestro seni tradisi dari Bali dan Sumatera Barat.
Baca juga: Menbud serukan peserta BBM mampu kembangkan dan rawat musik keroncong
Dari Bali, menghadirkan penampilan tari Gambuh Batuan oleh maestro I Made Djimat (83 tahun) , I Wayan Bawa (60 tahun) serta Ni Wayan Sekarini (61 tahun).
Sementara dari Sumatera Barat menghadirkan kesenian sakral Gondang Baroguang dengan maestro Asmar (82 tahun), maestro tari piring dan suluah dan solok Asnimar (82 tahun), maestro Dendang Ernawati atau Tek E (66 tahun), maestro saluang yakni M.Halim atau Mak Lenggang (63 tahun), mastro tari buai-buai yakni Masri (71 tahun).
Baca juga: Pemerintah berikan jaminan sosial kepada ahli waris maestro budaya
Baca juga: Pemerintah akan tingkatkan dukungan bagi pelaku seni dan budaya
Pewarta: Sinta Ambarwati
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































