Kapolda Jatim sebut ricuh aksi Grahadi bukan aspirasi ojol

3 weeks ago 10

Surabaya (ANTARA) - Kepala Kepolisian Daerah Jawa Timur Irjen Pol Nanang Avianto menyebut kericuhan aksi di depan Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Jumat bukan cerminan aspirasi komunitas ojek online (ojol).

“Rekan-rekan bisa membandingkan dengan yang di Grahadi dan yang sekarang di Polda. Ini ojol semua, murni, kondusif. Tidak ada apa-apa. Dan kami terbuka. Aspirasi mereka kami tampung,” kata Nanang saat ditemui di Mapolda Jatim, Surabaya, Jumat malam.

Jenderal bintang dua tersebut menilai kericuhan di sekitar Grahadi menimbulkan tanda tanya, sebab aksi itu berujung perusakan fasilitas umum dan merusak simbol kebesaran Provinsi Jawa Timur yang selama ini harus dijaga bersama.

“Jangan sampai ojol ini didiskreditkan. Terbukti sekarang, apa yang dilakukan di Polda itu murni aspirasi dan berlangsung tertib. Sementara yang di Grahadi berbeda. Kami akan investigasi siapa pelakunya, karena di situ ada simbol provinsi yang harus dijaga,” ujarnya.

Nanang menegaskan aparat telah berupaya melakukan langkah persuasif sebelum mengerahkan gas air mata.

Proses pengamanan, kata dia, dilakukan sesuai standar operasional prosedur (SOP) mulai dari imbauan simpatik, barikade, hingga penyemprotan air.

“Proses pengamanan ada SOP-nya. Pertama imbauan, lalu barikade. Begitu kawat pengaman dirusak, kita bertahan. Setelah ada peringatan, tetap tidak mundur, kita semprot air. Tapi justru mereka makin beringas, ada pembakaran, perusakan CCTV, hingga pelemparan dengan paving. Bahkan ada motor yang dibakar,” katanya.

Baca juga: Unjuk rasa di Surabaya sempat ricuh dan belasan motor terbakar

Ia menambahkan bahwa aparat sama sekali tidak menggunakan senjata api maupun peluru, baik tajam maupun karet.

"Tidak ada kami menggunakan senjata. Apalagi peluru tajam. Yang kami gunakan hanya gas air mata, supaya massa mundur dan situasi terkendali,” katanya.

Nanang mengajak seluruh elemen masyarakat Jawa Timur untuk menjaga kondusivitas serta tidak melakukan perusakan fasilitas publik yang sejatinya merupakan milik bersama.

“Daripada dipakai merusak fasilitas umum, lebih baik anggaran digunakan untuk kesehatan, pendidikan, dan kesejahteraan masyarakat. Saya yakin sederek kabeh warga Jawa Timur pasti sayang Jawa Timur. Ayo kita jaga bersama,” katanya.

Sebagai informasi, unjuk rasa komunitas ojek online di Surabaya digelar untuk menyampaikan aspirasi terkait kasus meninggalnya seorang pengemudi daring bernama Affan Kurniawan dalam insiden di Jakarta pada Kamis (28/8).

Massa sempat membagi diri di dua lokasi, yakni di depan Gedung Negara Grahadi dan di Markas Kepolisian Daerah Jawa Timur (Mapolda Jatim). Aksi di Mapolda berlangsung damai dengan doa bersama dan penyampaian tuntutan, sementara di Grahadi berujung ricuh hingga polisi melepaskan gas air mata.

Baca juga: Polisi berjaga di tiga titik untuk halau demonstran di Surabaya

Baca juga: Ojol dan Polda Jatim-Kodam Brawijaya nyalakan 1.000 lilin untuk Affan

Baca juga: Pemprov Jatim gelar shalat ghoib untuk Affan Kurniawan di Surabaya

Pewarta: Willi Irawan
Editor: Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |