Batam (ANTARA) - Kantor Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) telah melatih dan meningkatkan kompetensi sebanyak 5.000 guru.
“Tahun lalu kita sudah melatih sekitar 5.000 dari total 10.000 guru di Kepri, maka tahun ini targetnya akan lebih banyak lagi sekitar 6.000 atau 7.000 guru,” kata Kepala Kantor GTK Kepri Hos Arie Rhamadhan Sibarani di Batam, Selasa.
Menurut dia, peningkatan kapasitas guru dilakukan secara berjenjang, mulai dari TK, SMP, SMA hingga SMK.
“Kami siapkan 60 narasumber nasional, 30 di antaranya bergelar doktor. Kami juga bekerja sama dengan Ikatan Guru Indonesia (IGI) dan sejumlah perguruan tinggi negeri agar program ini bisa menjangkau lebih luas,” katanya.
Selain fokus pada guru, GTK Kepri juga memperluas pelatihan untuk tenaga kependidikan seperti pustakawan, tenaga laboratorium, dan tenaga administrasi sekolah.
Baca juga: Dirjen GTK Kemendikdasmen ajak guru di Sulbar tingkatkan kompetensi
“Bagaimana membuat administrasi yang baik juga bagian dari peningkatan kualitas pendidikan. Jadi bukan hanya guru yang kami latih, tetapi juga tenaga kependidikan,” ujarnya.
Hos Arie juga menyoroti pentingnya percepatan kualifikasi bagi guru yang belum sarjana.
Melalui kerja sama dengan perguruan tinggi, ia mendorong adanya kelas khusus agar guru tetap bisa melanjutkan pendidikan tanpa harus meninggalkan pekerjaannya.
“Fleksibilitas ini penting supaya guru bisa menuntaskan pendidikan dalam dua sampai tiga semester dan sudah mendapatkan sarjana,” katanya.
Namun, ia mengakui tantangan besar masih ada pada keterjangkauan wilayah di Kepri, di mana pelatihan hanya digelar di kota besar seperti Batam, Tanjung Pinang, dan Kabupaten Karimun.
Baca juga: Timah Mengajar tingkatkan kompetensi 581 guru di lingkar tambang
“Untuk daerah terluar seperti Natuna dan Anambas masih sulit untuk kami jangkau. Jadi, ada keterbatasan secara geografis,” ujar dia.
Pewarta: Amandine Nadja
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.