ADB sebut konsumsi domestik dapat tahan efek pelemahan ekonomi global

1 hour ago 1
pelemahan pertumbuhan ekonomi global akan mempengaruhi perdagangan, namun konsumsi domestik akan terus menopang perekonomian nasional

Jakarta (ANTARA) - Asian Development Bank (ADB) menyatakan konsumsi domestik dapat menahan dampak pelemahan perekonomian global hingga tahun 2026, menurut laporan Asian Development Outlook September 2025 yang diterbitkan di Manila, Filipina, Selasa.

Dalam laporan tersebut, analisis tentang kondisi ekonomi Indonesia ditulis oleh Senior Economic Officer of ADB Indonesia Resident Mission Priasto Aji dan Principal Country Economist of ADB Indonesia Resident Mission Reza Anglingkusumo.

ADB memproyeksikan perekonomian Indonesia tumbuh 4,9 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dan tingkat inflasi mencapai 1,7 persen yoy pada 2025. Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pun diperkirakan meningkat menjadi 5 persen yoy pada 2026, dengan tingkat inflasi 2 persen yoy.

“Meskipun pelemahan pertumbuhan ekonomi global akan mempengaruhi perdagangan (ekspor dan impor), namun konsumsi domestik akan terus menopang perekonomian nasional,” tulis tim ekonom ADB dalam laporan tersebut, yang diterima di Jakarta, Selasa.

Sepanjang semester I 2025, realisasi belanja pemerintah berjalan lebih lambat karena program baru masih dalam tahap implementasi. Namun, ADB memperkirakan pengeluaran negara akan meningkat bertahap pada paruh kedua 2025 hingga 2026, sehingga stimulus fiskal dapat lebih efektif meredam dampak eksternal.

Di sisi moneter, pelonggaran suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) sebesar total 150 basis poin sejak September 2024 menjadi 4,75 persen per September 2025 diperkirakan dapat mendukung aktivitas ekonomi, sementara momentum investasi mulai menguat.

ADB juga mencatat risiko inflasi tetap terkendali. Rata-rata inflasi diproyeksikan hanya 1,7 persen pada 2025, lebih rendah dari perkiraan sebelumnya sebesar 2,0 persen.

Stabilitas harga ini memberi ruang bagi kebijakan moneter yang lebih akomodatif untuk menopang pertumbuhan.

Dari sisi fiskal, pemerintah menaikkan target defisit 2025 menjadi 2,8 persen dari PDB, masih di bawah ambang batas legal 3 persen.

Sementara untuk 2026, defisit anggaran diproyeksikan sekitar 2,7 persen dari PDB dengan belanja tetap diarahkan pada program pembangunan manusia, pengentasan kemiskinan ekstrem, serta pengurangan ketimpangan.

ADB menilai komitmen Indonesia terhadap keterbukaan perdagangan, perbaikan iklim investasi, dan reformasi struktural menjadi kunci untuk mendorong investasi, meningkatkan produktivitas, serta memperluas penciptaan lapangan kerja.

“Komitmen reformasi berkelanjutan dan keterbukaan diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan dan memperbanyak lapangan pekerjaan, sejalan dengan target pembangunan Indonesia dalam jangka panjang (visi Indonesia Emas 2025),” kata tim ekonom ADB dalam laporan tersebut.

Proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam Asian Development Outlook September 2025 lebih rendah dibandingkan Asian Development Outlook April 2025.

Dalam outlook yang diterbitkan pada April 2025 tersebut, perekonomian nasional diperkirakan tumbuh 5 persen yoy pada 2025 serta 5,1 persen pada 2026.

Baca juga: Respons proyeksi ADB-OECD, Airlangga: Pemerintah siapkan stimulus

Baca juga: Kemenko Perekonomian datangkan ADB buat bantu pariwisata Bali

Baca juga: ADB pinjami 500 juta dolar AS untuk modernisasi sistem pajak Indonesia

Pewarta: Uyu Septiyati Liman
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |