Jakarta (ANTARA) - Menteri Kebudayaan Fadli Zon mengatakan gelaran Jejak Raja Festival Raja Ampat 2025 menjadi momentum untuk memperkuat kebudayaan nasional serta menjadikan budaya sebagai motor ekonomi kreatif Indonesia di mata dunia.
“Marilah kita jadikan Festival Jejak Raja Ampat bukan sekadar tontonan, tetapi juga tuntunan. Sebuah sumber nilai, persaudaraan, sekaligus pembangunan berkelanjutan,” kata Menbud dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat.
Festival itu juga bertujuan mempromosikan kekayaan budaya dan pariwisata di Raja Ampat. Festival yang berlangsung pada 28 dan 29 Agustus 2025 itu, merupakan perayaan budaya yang tidak hanya menampilkan kekayaan tradisi dan adat, tetapi juga menjadi ruang penguatan jati diri serta penghormatan terhadap warisan leluhur.
Tujuan utama kegiatan ini adalah untuk mempromosikan budaya dan pariwisata, melestarikan lingkungan, memberdayakan komunitas lokal, serta meningkatkan kesadaran budaya di kalangan generasi muda.
Menbud memaparkan bahwa Kabupaten Raja Ampat, dengan hampir 3.000 pulau dari total 17.000 lebih pulau di Indonesia, memiliki kekayaan alam dan budaya yang luar biasa. Selain dikenal sebagai surga bahari dengan laut biru dan gugusan karang yang memikat dunia, Raja Ampat juga menyimpan biodiversitas laut tertinggi di dunia dengan lebih dari 553 spesies karang dan 1.500 jenis ikan.
Baca juga: Festival Suling Tambur Raja Ampat raih rekor MURI
“Tak hanya alam, Raja Ampat juga kaya ekspresi budaya mulai dari sistem kerajaan tradisional, hukum adat sasi, tari Wor, musik Suling Tambur, permainan dan olahraga tradisional, pangan lokal, hingga lukisan cadas prasejarah di Misool dan Kabui. Lukisan cadas tersebut bahkan menjadi bukti peradaban awal yang panjang di Papua Barat Daya. Pada tahun 2023, Raja Ampat resmi ditetapkan sebagai UNESCO Global Geopark, menegaskan nilai penting kawasan ini bagi dunia, baik dari aspek geologi, ekologi, maupun budaya,” jelas Menbud.
Fadli juga menekankan pentingnya budaya sebagai fondasi identitas bangsa terlebih, kini telah tercatat lebih dari 2.213 warisan budaya takbenda, dan jumlahnya terus bertambah setiap tahun. Budaya bukan sekadar etalase, melainkan aset nasional yang bisa berkembang menjadi industri budaya dan kreatif sebuah mesin pertumbuhan ekonomi baru yang saat ini mulai dibicarakan dalam forum internasional APEC melalui pertemuan bidang budaya atau CCI Culture and Creative Industry/Industri Budaya Kreatif.
Baca juga: Fadli Zon: Budaya adalah pilar bangsa, bukan sekadar warisan
Baca juga: Museum manusia purba Sangiran hadirkan pameran edukasi warisan budaya
Pewarta: Sinta Ambarwati
Editor: Indriani
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.