Yerusalem (ANTARA) - Israel dijadwalkan untuk menerima daftar tiga sandera yang akan dibebaskan oleh kelompok Palestina Hamas pada Sabtu (15/2) mendatang, sebagaimana dilaporkan Anadolu pada Jumat.
Hamas mengatakan pada Kamis (13/2) pagi waktu setempat bahwa mereka akan membebaskan sandera Israel sesuai rencana setelah mediator Mesir dan Qatar berjanji untuk menghilangkan hambatan dalam pelaksanaan kesepakatan gencatan senjata Gaza.
Namun, kantor Kepala Otoritas Israel Netanyahu membantah adanya kesepakatan dengan Hamas untuk membebaskan sandera sesuai rencana.
Kendati demikian, media penyiaran publik Israel KAN, mengutip sumber pemerintah yang tidak disebutkan namanya, mengonfirmasi bahwa ada pemahaman yang sedang berlangsung dengan Hamas terkait pelaksanaan kesepakatan gencatan senjata.
Menurut KAN, sementara Netanyahu mengadakan pembicaraan keamanan dengan pejabat tinggi pada Kamis, Israel masih mengharapkan untuk menerima pada Jumat daftar tiga sandera yang dijadwalkan dibebaskan oleh Hamas pada Sabtu.
Sebelumnya pada Selasa (11/2) Netanyahu mengancam akan mengakhiri kesepakatan gencatan senjata Gaza jika Hamas gagal membebaskan sandera Israel pada Sabtu tengah hari.
Ancaman tersebut muncul sehari setelah Hamas mengatakan bahwa mereka akan menunda pembebasan sandera berikutnya sebagai tanggapan terhadap pelanggaran kesepakatan gencatan senjata oleh Israel.
"Jika Israel tidak mematuhi ketentuan perjanjian, proses pertukaran tahanan tidak akan terjadi," kata juru bicara Hamas, Abdul Latif al-Qanoua, kepada Anadolu.
"Hamas berkomitmen pada apa yang telah dicapai, tetapi tidak akan menerima setiap pelanggaran Israel yang dapat mengganggu proses pertukaran," tambahnya.
Pemerintah lokal Palestina telah mencatat serangkaian pelanggaran Israel terhadap kesepakatan tersebut, termasuk penembakan terhadap warga sipil dan penolakan akses terhadap bantuan, termasuk tenda dan karavan untuk warga sipil yang mengungsi di Gaza.
Di bawah tahap pertama kesepakatan gencatan senjata, 33 sandera Israel akan dibebaskan sebagai imbalan atas ratusan tahanan Palestina.
Hingga saat ini, Hamas telah membebaskan 16 warga Israel dan lima pekerja Thailand sebagai imbalan untuk pembebasan ratusan tahanan Palestina di penjara-penjara Israel, berdasarkan kesepakatan tersebut.
Kesepakatan gencatan senjata telah berlaku di Gaza sejak 19 Januari, menangguhkan perang genosida Israel yang telah menewaskan lebih dari 48.200 orang, sebagian besar wanita dan anak-anak, dan meninggalkan wilayah kantong tersebut dalam keadaan hancur.
Selama 18 tahun terakhir, Israel telah menjadikan Gaza sebagai "penjara terbuka" terbesar di dunia dengan blokade ketat yang menyebabkan hampir 2 juta dari 2,3 juta penduduknya mengungsi dan menghadapi krisis pangan, air bersih, serta obat-obatan akibat pembatasan yang disengaja.
Sumber : Anadolu
Baca juga: Hamas sebut akan implementasikan gencatan senjata sesuai kesepakatan
Baca juga: Warga Gaza temukan lebih banyak mayat saat jumlah korban dekati 48.250
Penerjemah: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Primayanti
Copyright © ANTARA 2025