Industri hijau bisa buka 1,7 juta pekerjaan dan sumbang Rp638 T ke PDB

1 month ago 10
Dengan investasi memadai industri hijau dapat mengakselerasi pertumbuhan

Jakarta (ANTARA) - Institute for Essential Services Reform (IESR) menyatakan investasi di industri hijau berpotensi membuka lapangan kerja untuk 1,7 juta orang hingga 2045 dan memberikan kontribusi terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional sebesar Rp638 triliun pada tahun 2030.

Program Manager Dekorbonisasi Industri IESR Juniko Nur Pratama di Jakarta, Selasa, menyampaikan potensi tersebut bisa diwujudkan apabila industri hijau mendapatkan nilai investasi memadai, yang turut bisa memberikan kontribusi terhadap rata-rata pertumbuhan PDB setiap tahun sebesar 6,3 persen hingga 2045.

‎"Dengan investasi memadai industri hijau dapat mengakselerasi pertumbuhan," kata dia.

Menurut dia, untuk nilai investasi yang dibutuhkan industri hijau untuk mencapai Nationally Determined Contribution (NDC) pada 2030 yakni sebesar 285 miliar dolar AS atau Rp4,65 kuadriliun (kurs Rp16.315).

Saat ini, kebutuhan investasi tersebut sudah dialokasikan melalui sektor keuangan 41,67 miliar dolar AS atau Rp680 triliun, dan 96,90 miliar dolar AS atau Rp1,5 kuadriliun dari anggaran perubahan iklim pemerintah.

Sehingga masih ada gap investasi sebesar 146,43 miliar dolar AS atau Rp2,3 kuadriliun guna mencapai target tersebut.

Lebih lanjut, dia mengatakan ada lima pilar dalam mewujudkan karbon bersih (net zero emissions/NZE) di sektor perindustrian, yakni dekarbonisasi ketenagalistrikan, subtitusi bahan bakar ramah lingkungan, peningkatan efisiensi energi, efisiensi sumber daya, serta teknologi ramah lingkungan dan penangkapan karbon (CCUS).

‎Menurut PP 33/2023, industri diharapkan dapat menghemat 5,28 MTOE pada tahun 2030. Perkembangannya hingga tahun‎ 2023, hanya 217 dari 450 industri yang telah melaporkan upaya manajemen energinya.

Dari hasil analisis IESR, beberapa industri di Indonesia telah memiliki intensitas‎ energi yang cukup baik dibanding‎ dengan rata-rata global.

Namun, dalam mencapai emisi nol perlu upaya yang lebih ambisius. Menurut International Energy Agency (IEA), efisiensi energi dan intensitas energi harus meningkat dua kali lipat‎ dalam dekade ini, dari 2 persen di tahun 2022 menjadi lebih dari 4 persen setiap tahun hingga 2030.

Target ini lebih tinggi dari skenario NZE pemerintah sebesar 1,8 persen per tahun.

Baca juga: IESR sebut emisi bisa turun 101 juta ton bila transum naik 40 persen

Baca juga: Transisi energi ASEAN masih terganjal target konkret dan birokrasi

Baca juga: IESR: Kesepakatan RI-Singapura buka peluang tenaga kerja industri EBT

Pewarta: Ahmad Muzdaffar Fauzan
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |