Nanning (ANTARA) - Direktur Pengembangan Ekspor Produk Primer Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Republik Indonesia (RI) Miftah Farid dalam forum bisnis dan investasi yang digelar di sela-sela Pameran China-ASEAN (China-ASEAN Expo/CAEXPO) mengatakan Kalimantan Selatan sebagai 'City of Charm' Indonesia secara aktif berpartisipasi dalam kegiatan ekonomi dan perdagangan.
"Hal ini mencerminkan tekad Indonesia untuk membawa kekuatan daerah ke panggung internasional," kata Miftah.
CAEXPO ke-22 dan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Bisnis dan Investasi China-ASEAN (China-ASEAN Business and Investment Summit) berlangsung pada 17-21 September di Nanning, Daerah Otonom Etnis Zhuang Guangxi, China selatan.
Lebih dari 3.200 perusahaan dari 60 negara ikut serta dalam ajang tersebut, dengan luas area pameran mencapai 160.000 meter persegi. Hampir 100 kegiatan promosi ekonomi dan perdagangan digelar untuk memperkuat dialog pemerintah-swasta dan mendorong kerja sama ekonomi.
Forum Bisnis dan Investasi China (Guangxi)-Indonesia (Kalimantan Selatan) digelar pada Jumat (19/9) di Nanning dengan mengusung tema "Memperdalam Kerja Sama Ekonomi dan Perdagangan China-Indonesia, Bersama Memetakan Cetak Biru Pembangunan". Acara itu bertujuan untuk mempererat kerja sama ekonomi kedua negara, mendorong integrasi investasi lintas perbatasan antara Guangxi dan Provinsi Kalimantan Selatan, serta memajukan pembangunan rantai industri dan pasokan lintas perbatasan.
Dalam forum tersebut, Liuzhou Vocational and Technical College menandatangani perjanjian kerja sama dengan Universitas Lambung Mangkurat yang terletak di Kabupaten Tanah Bumbu, sementara Guangxi Kehong Pest Control Co., Ltd. menandatangani nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) dengan perusahaan Indonesia CV Menata Citra Selaras, membuka babak baru kerja sama di bidang pendidikan vokasi dan pengembangan sektor pertanian.
Selama forum tersebut berlangsung, perusahaan dari China dan Indonesia berfokus pada sektor energi baru, industri hijau, serta pengembangan sektor pertanian. Para pelaku usaha berbagi tren terbaru industri, menggali peluang kerja sama potensial, dan melakukan diskusi yang hangat.
Sejumlah tahap awal pembentukan kerja sama telah dicapai, termasuk di bidang pengolahan produk pertanian dan rantai industri minyak sawit.

China merupakan mitra dagang terbesar Indonesia. Kedua negara terus memperdalam kerja sama saling menguntungkan di bidang perdagangan, investasi, dan pembangunan berkelanjutan.
Kalimantan Selatan memiliki prospek investasi yang luas di sektor energi terbarukan, ekonomi hijau, dan infrastruktur modern. Para pejabat Indonesia yang hadir menyampaikan harapan agar Guangxi dan Kalimantan Selatan dapat mengubah konsensus politik yang dicapai melalui kunjungan tingkat tinggi menjadi kerja sama nyata, sehingga kedua belah pihak dapat berbagi manfaat pembangunan.
Sekretaris Jenderal Sekretariat Bersama Dewan Bisnis China-ASEAN Yang Yanyan mengatakan Guangxi merupakan jendela utama China dalam membuka kerja sama dengan ASEAN, sementara Kalimantan Selatan merupakan pusat penting perdagangan dan sumber daya di Indonesia.
Dia mengajukan tiga saran kerja sama, yaitu bersama-sama membangun "tolok ukur baru" kerja sama industri, bersama-sama mengaktifkan "tenaga baru" berbasis platform, serta bersama-sama membuka "ruang baru" jalur darat dan laut.
Wakil Ketua Umum Bidang Diplomasi Multilateral Kamar Dagang dan Industri (Kadin) RI Andi Anzhar Cakra Wijaya mengatakan Kalimantan Selatan dan Guangxi memiliki prospek kerja sama yang luas di bidang pertanian, perkebunan, dan pertambangan. Dia berharap kedua belah pihak dapat memperkuat pertukaran ekonomi dan perdagangan.
Kadin Indonesia juga berkomitmen meningkatkan kerja sama perdagangan antara Kalimantan Selatan dan Guangxi, serta mendorong perusahaan-perusahaan di Kalimantan Selatan untuk lebih aktif mengembangkan bisnis internasional.
Wakil Sekretaris Jenderal Asosiasi Pengusaha Muda China Wang Qi mengatakan bahwa forum ini menyediakan platform komunikasi yang baik bagi perusahaan kedua negara, sekaligus menjadi peluang penting untuk memperdalam kerja sama ekonomi dan perdagangan.
Asosiasi Pengusaha Muda China berharap dapat bekerja sama dengan berbagai pihak di Indonesia untuk menciptakan titik terang baru dalam kerja sama praktis di berbagai bidang, termasuk pertanian, manufaktur, dan pembangunan kawasan industri, serta memperkuat rasa saling pengertian dan kepercayaan di kalangan pengusaha muda kedua negara.

Forum ini mengandalkan mekanisme platform Dewan Bisnis China-ASEAN dan mengintegrasikan sumber daya dinamis dari Asosiasi Pengusaha Muda China sehingga membangun jembatan komunikasi dan kerja sama bagi pengusaha muda kedua negara. Acara ini turut membantu memperluas keterhubungan pasar serta mengeksplorasi jalur baru kerja sama ekonomi di kawasan tersebut.
Miftah Farid menegaskan bahwa dalam situasi global yang penuh tantangan saat ini, kemitraan strategis komprehensif antara Indonesia dan China menjadi semakin penting. Melalui kerja sama yang inklusif dan berkelanjutan, kedua negara dapat meningkatkan ketahanan rantai pasokan, memperkuat daya saing, serta menciptakan potensi baru perdagangan dan investasi di kawasan tersebut.
Forum ini diselenggarakan bersama oleh Kementerian Perdagangan RI, Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan, Sekretariat Bersama Dewan Bisnis China-ASEAN, dan Asosiasi Pengusaha Muda China. Lebih dari 100 perwakilan pemerintah, asosiasi bisnis, dan perusahaan dari kedua negara hadir dalam acara tersebut.
Pewarta: Xinhua
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.