Jakarta (ANTARA) - Direktur Kebijakan dan Strategi Infrastruktur Digital Kementerian Komunikasi dan Digital Denny Setiawan menilai penciptaan iklim investasi yang mendukung dan pemberian insentif menjadi kunci pertumbuhan ekosistem serta industri pusat data di Indonesia.
“Agar insentif ini efektif, skema yang diterapkan harus disertai dengan kepastian kebijakan jangka panjang untuk meyakinkan investor,” ujar Denny dalam rilis pers acara Focus Group Discussion (FGD) bertajuk Peluang dan Tantangan Bisnis Data Center di Indonesia di Jakarta, Jumat.
Menurut dia, penyedia pusat data maupun pelanggan yang mengimpor perangkat ke pusat data perlu memperoleh insentif pajak agar Indonesia mampu bersaing dengan negara kompetitor di kawasan ASEAN.
Dia menambahkan proses perizinan juga perlu disederhanakan, dengan dukungan perencanaan strategis serta infrastruktur yang memadai.
Denny menekankan pembangunan pusat data baru sebaiknya tidak hanya terpusat di Batam dan Jakarta atau Cikarang, melainkan tersebar di wilayah Barat, Tengah, dan Timur Indonesia.
Lokasi yang dekat dengan titik pendaratan sistem komunikasi kabel laut (SKKL) dinilai lebih ideal karena mampu meminimalisasi latensi data.
“Data yang terintegrasi akan memberikan peta jalan yang lebih terarah untuk pengembangan di masa depan,” kata Denny, seraya menambahkan bahwa penyediaan energi hijau juga menjadi faktor penting untuk menarik investasi pusat data.
Baca juga: Airlangga sebut investasi data center di Nongsa capai 28 juta dolar AS
Sementara itu, Associate Director - Head of Industrial Services Leads Property Esti Susanti menyampaikan lonjakan kebutuhan pusat data hyperscale, komputasi awan (cloud), dan kecerdasan buatan (AI) membuat peta industri pusat data di Indonesia berubah dengan cepat.
Menurut dia, perubahan tersebut mendorong Indonesia bertransformasi menjadi hub digital penting di Asia Tenggara.
“Leads Property turut mengiringi perkembangan tersebut dengan membantu menghubungkan kebutuhan investor dengan lahan yang tepat," kata Esti.
Chief Cloud Officer Lintasarta Gidion Suranta Barus menambahkan perusahaannya menghadirkan Lintasarta AI Factory dengan GPU Merdeka dan Cloudeka untuk mendukung kebutuhan infrastruktur sovereign AI yang dapat diakses startup, korporasi, maupun lembaga riset dalam negeri.
“Kami berkomitmen memperluas footprint backbone connectivity ke wilayah strategis lain agar pertumbuhan lebih merata,” ujar Gidion.
Sementara itu, Ketua Umum Indonesia Data Center Provider Organization (IDPRO) Hendra Suryakusuma menekankan pentingnya pemerataan pembangunan pusat data, khususnya di kawasan Indonesia Timur yang dinilai masih kekurangan infrastruktur.
“Indonesia Timur memerlukan infrastruktur yang lebih memadai, antara lain pembenahan kabel fiber optik agar lebih baik untuk internet guna menunjang operasional data center,” kata Hendra.
Dia menambahkan kehadiran pusat data semakin krusial di era transformasi digital yang ditandai dengan perkembangan AI, perangkat pintar, media sosial, internet of things, e-commerce, hingga kota pintar.
Baca juga: Singapura Luncurkan Standar Baru Pangkas Konsumsi Energi TI Pusat Data
Baca juga: Analis: Usaha infrastruktur digital berpotensi dukung Telkom tumbuh
Pewarta: Fathur Rochman
Editor: Indriani
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.